Sabtu, 10 September 2016

Membangun Kota dengan Seni (Tribun Jateng, 10 September 2016)

Membangun Kota dengan Seni
Oleh Setia Naka Andrian

Nasib kota sebuah kota tentu menjadi tanggung jawab bersama. Tidak melulu urusan pemerintah saja, yang biasanya kerap kali lebih mementingkan bangunan infrastrukturnya ketimbang sumber daya manusianya.
Peran seniman lokal bisa jadi sebagai tumpuan utama. Kenapa begitu, karena bagaimanapun sejarah dan usia kota tidak bisa lepas dari nilai-nilai estetis di dalamnya. Baik terkait ketahanan filosofis dan kulturalnya. Itu tanggung jawab seniman, bukan?
Saya ingat, apa yang dikisahkan Tubagus P. Svarajati (2012) dalam sepenggal esainya, “Meski kita paham, hingga sekarang, langka seniman kita yang mendokumentasikan perkembangan atau riwayat kota secara serius dan metodis.”
Seniman kita, seakan begitu abai dengan kota yang melahirkan dirinya. Bahkan, jika di antara mereka masih selalu dihinggapi beragam apologia sebelum melakukan apa-apa. Maka cepat atau lambat, takdir sebuah kota akan berhenti begitu saja.
Dalam hal ini, jika kita simak di Kendal, selama lima tahun terakhir telah banyak bermunculan komunitas-komunitas seni kreatif. Baik yang fokus bersastra, seni rupa, teater, musik, film, dan lainnya. Seakan menyibak belantara kota melalui seabrek aktivitas saban harinya. Namun apa arti semua itu, jika program-program kreatif belum menyentuh bahkan sangat jauh dengan aktivitas pendokumentasian riwayat kota secara serius. Sebab, nasib sebuah kota akan tetap selalu bertarik magnet, antara sebuah kenyataan dan gagasan.
Komunitas seni kreatif layaknya hanya akan menjadi angin lalu, yang akan tumbuh berkembang beberapa saat. Lalu pada akhirnya pelan-pelan menunggu tumbang atau menemui ajal, kehancuran, mati suri, dan entah istilah mengerikan lainnya. Memang, sangat sulit kita temukan, misalnya, beberapa kelompok yang begitu berjaya pada masa lalu dan hingga saat ini masih bergerak atau menyisakan catatan kemuliaan di mata publik.
Sebut saja, jika di Kendal memiliki Teater Semut, dengan Aslam Kusatyo sebagai sutradara sekaligus aktor kawakan yang konon salah satu tokoh yang begitu mati-matian menghidupi khazanah teater dan sastra di tanah Bahurekso ini. Tentu, hingga saat ini masih terdengar, mengingat bagaimana ia diakui telah melahirkan jawara-jawara lomba teater, baca dan tulis puisi misalnya, bagi kalangan pelajar.
Begitu pula, ia dicatat melahirkan generasi penerus yang khusyuk menekuni sebagai pengajar ekstrakurikuler teater di beberapa sekolah. Bolehlah kita sebut beberapa tokoh muda. Di antaranya Akhmad Nasori, Hidayat Kliwon, dan Sobiron, misalnya. Ada pula yang mendirikan kelompok baru, sebut saja Akhmad Sofyan Hadi, aktor yang sempat menyabet juara II monolog dalam ajang Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) 2008, sebagai salah seorang pendiri Jarak Dekat dengan beberapa aktivitas yang berniat menghidupi teater di Kendal. Walaupun tetap saja, jika di kota tetangga (Semarang) kesenian teaternya dihidupi oleh teater-teater kampus, maka di Kendal diramaikan dengan teater-teater sekolah (pelajar SMA sederajat). Hal tersebut dibuktikan selama bertahun-tahun dengan terselenggaranya beberapa parade teater yang dihuni oleh berjubel kelompok teater dari sekolah.

Generasi Patah-Patah
Sudah sepatutnya, masa lalu kesenian kota memiliki generasi kebanggaan, komunitas yang diagung-agungkan, atau tokoh-tokoh yang diidamkan menjadi tumpuan masa depan sebuah kelompok pada khususnya, atau nasib kota pada umumnya. Namun kenyataannya, kota seakan tak mampu memberikan apa-apa. Seorang seniman yang seharusnya menjadi ujung tombak, motor penggerak roda kesenian di sebuah kota, yang konon katanya karena persoalan klasik, maka di antara mereka pelan-pelan meninggalkan kota ini. Sebut saja misalnya, salah seorang sastrawan ternama di negeri ini, Ahmadun Yosi Herfanda. Penyair kelahiran Kaliwungu Kendal, mantan redaktur sastra koran Republika yang kini telah menetap di Jakarta sebagai penyair religius-sufistik. Ia banyak menulis cerpen, kolom dan esei sastra. Sehari-hari ia mengajar di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong dan ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Tentunya, sederet persoalan tadi, atau kendala apapun tidak akan mampu menghalangi sebuah gerakan kesenian yang benar-benar khusyuk dan berasyik-masyuk dalam bidangnya masing-masing. Semua lini sudah seharusnya mampu berbaur untuk menentukan nasib sebuah kota. Barangtentu kita ingat, beberapa waktu lalu ketika Kendal Expo 2016, Bupati Kendal, Mirna Annisa, meluncurkan program “Kendal Permata Pantura”. Bupati yang masih terhitung belum lama ini menjabat, dengan seabrek program yang diidamkannya, tentu perlu dukungan dan kawalan yang ketat.
Mengingat pada bulan-bulan ini, sedang fokus pada peresmian Kawasan Industri Kendal dan mulai aktifnya Pelabuhan Tanjung Kendal. Lalu, apakah konsep besar yang disuarakan melalui Kendal Permata Pantura cukup masyhur dengan didirikannya kawasan industri dan pelabuhan baru saja? Lalu bagaimana nasib beberapa destinasi wisata semacam Pantai Sikucing, Goa Kiskendo, Curug Sewu? Jika mengidamkan kota ini menjadi permatanya pantura, apakah tempat-tempat itu hanya akan dibiarkan dengan pola pengembangan yang setengah-setengah dan sewajarnya saja?
Tentu jawabannya, sudah waktunya Kendal memiliki agenda festival kesenian yang diselenggarakan tahunan. Jika kita mau tengok kota-kota tetangga, taruhlah festival rutin FKY (Festival Kesenian Yogyakarta), lalu Dieng Culture Festival. Sudah sepatutnya, Kendal tidak hanya sekadar menciptakan kegiatan sebatas selebrasi semata, atau bahkan yang hanya terkesan sebagai pasar malam semata. Maka dalam hal ini, peran serta segenap seniman dalam berbagai bidang pun sangat dibutuhkan. Pemerintah kabupaten dengan dinas-dinas terkaitnya sangat mustahil mampu mensukseskan kerja besar tersebut.
Jika sudah ada keterlibatan kelompok-kelompok seniman, yang kebanyakan anak muda tersebut, tentu kota ini saya yakin tidak akan kesulitan menentukan arah gerak masa depan kotanya. Tentu, jika semua sudah benar-benar niat ingsun untuk meriwayatkan kota secara serius dan metodis. Baik melalui sastra, seni rupa, film, maupun teater. Festival yang menyuarakan seni kontemporer yang tidak mengesampingkan nilai tradisi dan filosofis kota. Tentu Kendal pelan-pelan akan menggema di penjuru kota, bahkan seantero negeri ini. Dengan seruan, “Kenali Kendal!” Tempat-tempat wisata dikelola dengan sajian tontonan sekaligus tuntunan seni dan budaya. Selanjutnya, pundi-pundi pendapatan daerah pun akan terdongkrak. Kota berangsur-angsur akan semakin merekonstruksi masa depannya yang kian gemilang. Semoga.***



─Setia Naka Andrian, Penyair kelahiran Kendal, Dosen Universitas PGRI Semarang. Buku puisinya “Perayaan Laut” (April 2016).

102 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai "Membangun kota dengan seni". Saya ingin berpendapat bahwa seyogyanya pemerintah bukan hanya sibuk dengan pembangunan tp perlulah seni untuk diperhatikan, terlebih lagi memberikan sebuah fasilitas berupa perlindungan dan pengakuan bagi seniman untuk menghasilkan sebuah karya seni yang bagus. Dengan adanya seni,, kota akan lebih dikenal bukan hanya kota, negara kita tentunya akan dikenal oleh masyarakat dalam maupun luar. Dengan demikian, kita akan lebih bangga dengan karya seni yg kita miliki.

Intan Maulia Marta (3D)

Kunjungi blog saya intanmaulia.blogspit.com

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

Fidhotur Rofiah (3D)

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

Fidhotur Rofiah (3D)

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

Fidhotur Rofiah (3D)

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

Fidhotur Rofiah (3D)

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

Fidhotur Rofiah (3D)

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

Fidhotur Rofiah (3D)

fidhotur rofiah mengatakan...

Membangun kota dengan seni merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu saya setuju dengan adanya seni yang digunakan sebagai cara untuk membangun kota. Cara tersebut bertujuan untuk menarik perhatian halayak ramai, sehingga mereka akan tertarik untuk datang ke kota tersebut dan mencari tahu tentang kesenian apasaja yang dimiliki.
Banyak dari kota-kota besar di Indonesia yang dulu tidak dikenal sekarang menjadi terkenal karena kesenian yang dimiliki. Misal kota Magelang yang kaya akan budaya dan seni yang ditampilkan di beberapa acara festival sehingga menjadikan kota Magelang sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Tapi dukungn dari pemerintah juga sangat berpengaruh untuk membangun kota dengan seni sehingga kesenian yang dimiliki akan tetap terjaga.

Fidhotur Rofiah (3D)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai Bapak Setia Naka Andrian mengenai "Membangun kota dengan seni". Bahwasannya suatu kota tidak selalu mementingkan pembangunan infrastruktur yang dapat menjadikan lebih maju. Tetapi dengan mengenalkan seni sebagai pacuan terhadap pelajar mengenai suatu seni daerah ataupun sastrawan yang ada pada kotanya sendiri. Misalnya dalam kota saya, yaitu kota Brebes. Perlu kita tahu sebagai khususnya pada warga Brebes bahwa ada sastrawan asal Brebes yang telah jaya dan diundang ke Thailand menjadi pembicara pada acara Bedah Buku Kiblat Cinta dan Seminar Antara Bangsa, di Jamiah Syeikh Daud Al-Fathani (JISDA) Yala Thailand, 8-13 Februari yang lalu. Mungkin hal ini tidak banyak warga Brebes yang mengetahinya. Hal ini terjadi karena kurangnya simpati pemerintah terhadap sastrawan.

Rifka Annisa Azmi(3D)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai Bapak Setia Naka Andrian mengenai "Membangun kota dengan seni". Bahwasannya suatu kota tidak selalu mementingkan pembangunan infrastruktur yang dapat menjadikan lebih maju. Tetapi dengan mengenalkan seni sebagai pacuan terhadap pelajar mengenai suatu seni daerah ataupun sastrawan yang ada pada kotanya sendiri. Misalnya dalam kota saya, yaitu kota Brebes. Perlu kita tahu sebagai khususnya pada warga Brebes bahwa ada sastrawan asal Brebes yang telah jaya dan diundang ke Thailand menjadi pembicara pada acara Bedah Buku Kiblat Cinta dan Seminar Antara Bangsa, di Jamiah Syeikh Daud Al-Fathani (JISDA) Yala Thailand, 8-13 Februari yang lalu. Mungkin hal ini tidak banyak warga Brebes yang mengetahinya. Hal ini terjadi karena kurangnya simpati pemerintah terhadap sastrawan.

Rifka Annisa Azmi(3D)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai Bapak Setia Naka Andrian mengenai "Membangun kota dengan seni". Bahwasannya suatu kota tidak selalu mementingkan pembangunan infrastruktur yang dapat menjadikan lebih maju. Tetapi dengan mengenalkan seni sebagai pacuan terhadap pelajar mengenai suatu seni daerah ataupun sastrawan yang ada pada kotanya sendiri. Misalnya dalam kota saya, yaitu kota Brebes. Perlu kita tahu sebagai khususnya pada warga Brebes bahwa ada sastrawan asal Brebes yang telah jaya dan diundang ke Thailand menjadi pembicara pada acara Bedah Buku Kiblat Cinta dan Seminar Antara Bangsa, di Jamiah Syeikh Daud Al-Fathani (JISDA) Yala Thailand, 8-13 Februari yang lalu. Mungkin hal ini tidak banyak warga Brebes yang mengetahinya. Hal ini terjadi karena kurangnya simpati pemerintah terhadap sastrawan.

Rifka Annisa Azmi(3D)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan tulisan bapak yang berjudul “Membangun Kota dengan Seni” dimana bapak menuliskan bahwa peran seniman lokal bisa jadi sebagai tumpuan utama. Kenapa begitu, karena bagaimanapun sejarah dan usia kota tidak bisa lepas dari nilai-nilai estetis di dalamnya. Baik terkait ketahanan filosofis dan kulturalnya. Menurut saya, peran seniman lokal sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota. Jika senimannya banyak dikenal, maka semakin banyak pula orang mengetahui bahwa kota tersebut layak untuk dikunjungi.
Saya juga setuju dengan tulisan bapak bahwasanya bukan infrastrukturnya saja yang diperhatikan tetapi sumber daya manusia pun harus diperhitungkan. Jika sumber daya manusianya berkualitas maka pembangunan kota akan lebih baik. Jauh lebih baik. Jika keduanya bersinergi antara sumber daya manusia dan infrastruktur yang apik maka wisatawan akan tertarik berkunjung. Namun, jika hanya infrastrukturnya saja yang tertata apik tanpa diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas ditakutkan potensi pariwisata akan diambil alih oleh pihak lain yang bukan orang asli kendal karena kurangnya perhatian terhadap potensi pariwisata di kotanya sendiri. Kenali Kendalmu, Kendali Kendalmu!
Nama: Ajeng Diah Febtriani (3F)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan tulisan bapak yang berjudul “Membangun Kota dengan Seni” dimana bapak menuliskan bahwa peran seniman lokal bisa jadi sebagai tumpuan utama. Kenapa begitu, karena bagaimanapun sejarah dan usia kota tidak bisa lepas dari nilai-nilai estetis di dalamnya. Baik terkait ketahanan filosofis dan kulturalnya. Menurut saya, peran seniman lokal sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota. Jika senimannya banyak dikenal, maka semakin banyak pula orang mengetahui bahwa kota tersebut layak untuk dikunjungi.
Saya juga setuju dengan tulisan bapak bahwasanya bukan infrastrukturnya saja yang diperhatikan tetapi sumber daya manusia pun harus diperhitungkan. Jika sumber daya manusianya berkualitas maka pembangunan kota akan lebih baik. Jauh lebih baik. Jika keduanya bersinergi antara sumber daya manusia dan infrastruktur yang apik maka wisatawan akan tertarik berkunjung. Namun, jika hanya infrastrukturnya saja yang tertata apik tanpa diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas ditakutkan potensi pariwisata akan diambil alih oleh pihak lain yang bukan orang asli kendal karena kurangnya perhatian terhadap potensi pariwisata di kotanya sendiri. Kenali Kendalmu, Kendali Kendalmu!
Nama: Ajeng Diah Febtriani (3F)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan tulisan bapak yang berjudul “Membangun Kota dengan Seni” dimana bapak menuliskan bahwa peran seniman lokal bisa jadi sebagai tumpuan utama. Kenapa begitu, karena bagaimanapun sejarah dan usia kota tidak bisa lepas dari nilai-nilai estetis di dalamnya. Baik terkait ketahanan filosofis dan kulturalnya. Menurut saya, peran seniman lokal sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota. Jika senimannya banyak dikenal, maka semakin banyak pula orang mengetahui bahwa kota tersebut layak untuk dikunjungi.
Saya juga setuju dengan tulisan bapak bahwasanya bukan infrastrukturnya saja yang diperhatikan tetapi sumber daya manusia pun harus diperhitungkan. Jika sumber daya manusianya berkualitas maka pembangunan kota akan lebih baik. Jauh lebih baik. Jika keduanya bersinergi antara sumber daya manusia dan infrastruktur yang apik maka wisatawan akan tertarik berkunjung. Namun, jika hanya infrastrukturnya saja yang tertata apik tanpa diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas ditakutkan potensi pariwisata akan diambil alih oleh pihak lain yang bukan orang asli kendal karena kurangnya perhatian terhadap potensi pariwisata di kotanya sendiri. Kenali Kendalmu, Kendali Kendalmu!
Nama: Ajeng Diah Febtriani (3F)

Fitria Ningrum mengatakan...

Menanggapi tulisan Bapak mengenai "Membangun kota dengan seni" memang sepatutnya seni perlu diperjuangkan dalam era seperti ini. Mengenai seni yang kerap dinomor sekiankan oleh orang-orang yang tidak mengerti mengenai seni seperti apa. Tak hanya seni yang harus diperjuangkan, kita lah yang patut sebenarnya melestarikan, membangun dan memperjuangkan seni tersebut. Jika seni dilestarikan dan diakui oleh pemerintah namun kita tidak ikut bertindak seni tersebut tak ada harganya. Maka perlu kita jaga dan lestarikan seni di daerah masing-masing yang dirasa luntur budaya tersebut. Dengan demikian, seni merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan agar tetap ternilai.

Fitria Ningrum(3E)

Dwi Ernawati mengatakan...

Saya sependapat dengan adanya "Pembangunan Kota dengan Seni".Hal ini berarti dapat menjadikan kota itu lebih bisa dikenal oleh kota lain atau bahkan negara lain melalui kemajuannya melalui berbagai seni dari setiap seniman yang ada.Memang benar bila nasib suatu kota merupakan tanggung jawab bersama, serta masa depan suatu kota dipengaruhi oleh adanya peran seniman. Apalagi sekarang sudah banyak para seniman yang pastinya terlahir dari suatu kota itu sendiri. Hal ini dapat dijadikan untuk pembangunan kota lebih baik dengan adanya keahlian-keahlian yang dimiliki oleh setiap seniman. Namun, di balik keahlian seniman dalam berseni sepertinya memang benar bila mereka acuh terhadap kemajuan kotanya sendiri.Oleh karena itu, perlu kesadaran untuk para seniman dalam menerapkan keahliannya melalui kotanya terlebih dahulu. Untuk apa menikirkan nasib kota lain, bila kotanya sendiri tidak terurus?

Dwi Ernawati (3E)

Prananing mengatakan...

Esai yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" sangat menarik, karena jika sebuah kota kita bangun dengan seni maka kota tersebut akan memiliki ciri khas tersendiri di dalamnya dan bisa saja kota yang dibangun dengan seni akan lebih dikenal hingga manca negara. Sebagai seniman-seniman muda atau komunitas seniman daerah harus lebih mengeksplor dan memperkenalkan lagi para seniman terdahulu yang sudah berkarya di kota tersebut. Karena anak muda di zaman sekarang ini kebanyakan tidak mengetahui seniman-seniman terdahulu dan cenderung acuh. Jadi dengan begitu generasi penerus akan lebih peduli dengan seni-seni di sekitar mereka.
Prananing Meisya Mayadah (3E)

Pipit apriliana mengatakan...

Saya setuju karena sebuah kota akan lebih dikenal jika sebuah kota itu memiliki seni karena seni bisa menjadi ciri khas sebuah kota sehingga bisa menjadi wisata bagi masyarakat ďalam negeri maupun mancanegara.

Pipit Apriliana (3E)

Rukayati mengatakan...

Saya setuju bahwa sebuah kota dapat dibangun dengan seni. Pembangunan tidak perlu melulu pada pembangunan jalan yang bagus dan gedung-gedung yang mewah. Banyak kesenian yang dapat dikembangkan seperti seni rupa, seni tari, dll. Jika kesenian tersebut dapat berkembang dengan baik, maka kesenian itu akan menjadi ikon dari sebuah kota. Seharusnya, pemerintah harus memberikan apresiasi kepada seniman-seniman daerah agar memicu semangat para seniman dalam berkarya.

Nama : Rukayati
kelas :3E

Unknown mengatakan...

Saya sependapat dengan esai karya Setia Naka Andrian yang berjudul “Membangun Kota dengan Seni” yang dimuat Tribun Jateng, 10 September 2016. Seni merupakan hal yang tidak boleh kita kesampingkan karena seni memiliki peran penting dalam membangun sebuah kota. Baik itu seni rupa, teater, film, dll. Seni dapat dikatakan sebagai tolak ukur kemajuan sebuah kota. Karena melalui seni kita dapat mengetahui semua hal mengenai kota tersebut, mulai dari kebudayaan di dalamnya; kreativitas masyarakatnya; keindahan tempat wisatanya; bahkan kita juga bisa mengetahui kemajuan sebuah kota.
Saya jadi teringat akan kota kelahiran saya yaitu kota yang terkenal akan bawang merah dan telur asinnya. Yap...betul sekali! Brebes. Dulu Brebes hanya dikenal karena bawang merah dan telur asin saja. Bahkan bagi pendatang yang melintasi jalan pantura mungkin akan mengerutkan wajah ketika melihat pemandangan disebelah kanan dan kiri jalan. Mengapa demikian? Karena bangunan dan tembok disepanjang jalan pantura Brebes penuh dengan coretan-coretan jahil dari tangan yang tidak bertanggungjawab. Terlebih lagi coretan-coretan tersebut terkadang memuat tulisan yang terkesan menjijikan bagi yang membaca.
Melihat akan hal ini masyarakat sekitar pantura merasakan keresahan dan mereka memutar otak bagaimana untuk mengatasi masalah ini sampai akhirnya ada salah satu penggerak seni yang bernama Gus Bill mengenalkan seni mural di kota Brebes. Dan hal ini mendapatkan respon positif dari masyarakat sehingga mereka membuat komunitas mural Brebes yang bertujuan untuk memperindah kota Brebes; menyalurkan daya kreativitas masyarakat; dan mengajarkan kepada remaja untuk berkarya dalam hal positif.
Melalui mural ini, mereka menggambar sesuatu yang bermakna positif yang memiliki pesan bagi penikmat mural untuk menjaga kebersihan lingkungan, mentaati rambu lalu lintas sampai mempromosikan tempat wisata di daerah Brebes. Dengan demikian Brebes yang dulu dikenal dengan tempat yang penuh coretan kumuh kini dikenal sebagai kota yang indah dengan sejuta muralnya.
Cucu Indasari 3D
Kunjungi juga blog saya cucuinda.blogspot.com

Chatrine Santi Birgante mengatakan...

seni memang menjadi corak sebuah daerah. tidak asing lagi di telinga Warga Indonesia bagaimana seni itu. sebagai seniman sudah seharusnya mengembang sebuah seni-seni yang sudah ada. bahkan jika perlu seniman menciptakan seni baru yang memang belum pernah ada. selain itu seni harus terus berkembang. mewujudkan semangat penerus harus diciptakan. seni akan semakin terkikis bila tidak dikembangkan, apalagi di zaman yang modern ini calon penerus akan semakin terbawa arus jika tidak ada penuntut untuk mengembang seni kota sendiri


chatrine santi birgante (3e)

Anonim mengatakan...

Saya setuju dengan esai “Membangun Kota dengan Seni”. Saya berpendapat bahwa dalam esai ini seperti mengkritik pemerintah untuk berlaku adil kepada masyarakat yaitu lebih peduli terhadap bidang prasarana maupun bidang kesenian. Jika pemerintah kurang berlaku adil terhadap kedua bidang tersebut, maka yang terjadi seperti seniman-seniman yang berasal dari kotanya sendiri lebih memilih di kota lain karena lebih dihargai karyanya dan kemungkinan besar fasilitasnya lebih mewadai di kota lain. Jika bermunculan seniman-seniman baru dengan mengeluarkan karyanya untuk kota kelahirannya, pasti kota tersebut mengalami perubahan tersendiri. Akan tetapi, disisi lain banyak rencana pemerintah untuk membentuk beberapa agenda tetapi tidak ditindaklanjuti. Akhirnya, hasil tersebut tidak maksimal justru terabaikan. Dengan demikian, pembangunan disebuah kota dapat disamaratakan dalam bidang kesenian maupun prasarana sehingga mampu mewujudkan kota yang kaya akan budaya .


Ninik Hidayati (3E)


Anonim mengatakan...

Saya setuju dengan esai “Membangun Kota dengan Seni”. Saya berpendapat bahwa dalam esai ini seperti mengkritik pemerintah untuk berlaku adil kepada masyarakat yaitu lebih peduli terhadap bidang prasarana maupun bidang kesenian. Jika pemerintah kurang berlaku adil terhadap kedua bidang tersebut, maka yang terjadi seperti seniman-seniman yang berasal dari kotanya sendiri lebih memilih di kota lain karena lebih dihargai karyanya dan kemungkinan besar fasilitasnya lebih mewadai di kota lain. Jika bermunculan seniman-seniman baru dengan mengeluarkan karyanya untuk kota kelahirannya, pasti kota tersebut mengalami perubahan tersendiri. Akan tetapi, disisi lain banyak rencana pemerintah untuk membentuk beberapa agenda tetapi tidak ditindaklanjuti. Akhirnya, hasil tersebut tidak maksimal justru terabaikan. Dengan demikian, pembangunan disebuah kota dapat disamaratakan dalam bidang kesenian maupun prasarana sehingga mampu mewujudkan kota yang kaya akan budaya .


Ninik Hidayati (3E)


Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai anda "Membangun kota dengan seni". Bahwasannya kota itu hidup bahkan berubah dan bukan sesuatu yang diam, statis, dan tidak bergerak.
Agar dapat berubah ke arah yang lebih baik, tertata, dan nyaman kota membutuhkan kemajuan sistem, bentuk, susunan, gaya. Tidak hanya itu kota juga membutuhkan inovasi melalui kekuatan kreativitas. Disini lah peran "seniman" dibutuhkan untuk menghasilkan ide-ide baru. Ide tersebut harus diwujudkan secara nyata dengan munculnnya karya seni yang berbeda yang kemudian menjadi ciri khas sebuah kota. Dengan adanya pembuktian ini, tidak hanya berdampak pada kota itu saja, melainkan kota-kota yang lain yang sudah lebih dulu membangun kota dengan seni atau bahkan kota terpencil yang miskin akan karya seni. Menjadikan kota-kota tetangga termotivasi untuk mengikuti. Tentu dengan cara mereka sendiri yang kemudian karya tersebut dikenal oleh masyarakat lokal atau luar negeri. Dengan demikian tidak hanya pundi-pundi daerah saja yang terdongrak bahkan Indonesia.

Unknown mengatakan...

Dessy Apriyani (3E)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai anda "Membangun kota dengan seni". Bahwasannya kota itu hidup bahkan berubah dan bukan sesuatu yang diam, statis, dan tidak bergerak.
Agar dapat berubah ke arah yang lebih baik, tertata, dan nyaman kota membutuhkan kemajuan sistem, bentuk, susunan, gaya. Tidak hanya itu kota juga membutuhkan inovasi melalui kekuatan kreativitas. Disini lah peran "seniman" dibutuhkan untuk menghasilkan ide-ide baru. Ide tersebut harus diwujudkan secara nyata dengan munculnnya karya seni yang berbeda yang kemudian menjadi ciri khas sebuah kota. Dengan adanya pembuktian ini, tidak hanya berdampak pada kota itu saja, melainkan kota-kota yang lain yang sudah lebih dulu membangun kota dengan seni atau bahkan kota terpencil yang miskin akan karya seni. Menjadikan kota-kota tetangga termotivasi untuk mengikuti. Tentu dengan cara mereka sendiri yang kemudian karya tersebut dikenal oleh masyarakat lokal atau luar negeri. Dengan demikian tidak hanya pundi-pundi daerah saja yang terdongrak bahkan Indonesia.

Dessy Apriyani (3E)

Tika mengatakan...

Sebuah esai dibuat untuk menyadarkan masyarakat dan pemerintah daerah Kendal dalam melestarikan seni yang ditulis oleh seorang penyair kelahiran Kendal. Esai tersebut dapat menginspirasi saya untuk menulis hal yang sama pada daerah tempat tinggal saya. Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, kita harus melestarikan seni dengan salah satu cara yaitu dengan membuat festival tahunan agar daerah kita dapat dikenal secara luas. Tetapi kita tidak bisa bergerak sendiri, pemerintah daerah harus ikut mendukung kegiatan tersebut. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kini sedang gencar-gencarnya mempromosikan Indonesia dengan slogan “Pesona Indonesia”. Sebuah kesempatan emas bagi kita untuk mempromosikan daerah kita. Penulisan esai adalah salah satu cara untuk mencolek pemerintah daerah dalam melihat saran atau keluhan masyarakat, karena tidak mudah untuk merealisasikan sebuah acara besar sendiri tanpa bantuan Pemerintah daerah.
Anantika Prihatani (3E)

Rarawulandari mengatakan...

Saya sangat setuju dengan esai yang berjudul ‘’Membangun Kota dengan Seni ‘’ karena esai tersebut memberikan arahan kepada seniman khususnya terhadap seniman muda . Lebih lagi kota Kendal memiliki berbagai macam seni maupun budaya seperti sastra, seni rupa, film, maupun teater yang perlu dikembangkan sebagai contoh dapat melalui pembangunan kota.
Pembangunan kota agar terkesan lebih unik dan menarik dapat di apresiasikan melalui seni. Seni dan budaya dapat juga kita manfaatkan untuk menarik perhatian masyarakat luar kota selain itu dengan adanya seni dan budaya yang ada di kota Kendal dapat meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus berperan dalam kemajuan kota kita sendiri yang di bantu oleh para seniman dalam mengapresiasakan setiap seninya seperti dalam pembangun kota Kendal.


Raden Rara Wulandari (3E)

Unknown mengatakan...

Menanggapi esai yang Bapak tulis mengenai “Membangun Kota dengan Seni”. Apakah memang diperlukan untuk membangun kota dengan seni? Bukankah Pemerintah mengusungkan rencana pembangunan infrastruktur itu juga ditujukan untuk kota itu sendiri dan bisa di anggap juga memperbarui filosofis kota tanpa meninggalkan filosofis kota yang lama. Adupula, yang Bapak tulis mengenai bahwa para seniman bisa jadi tumpuan utama untuk mengedepankan nilai kultural dan filosofis kota. Lalu upaya apa saja yang sudah di berikan oleh seniman-seniman di kota tersebut untuk mempertahankan nilai filosifis dan kultural kota itu sendiri? Seperti halnya, taruhlah festival FKY(Festival Kesenian Yogyakarta), lalu Dieng Culture Festival yang sudah menjadi agenda rutin tahunan Festival Kesenian. Belum lagi seniman-seniman muda ataupun kawakan yang kebanyakan diantara mereka masih dihinggapi perasaan Apologia? Oleh karena itu, upaya apa saja yang bisa menjadi pelopor untuk meghilangkan perasaan tersebut dan membuatnya menjadi penentu perubahan bagi seniman-seniman yang masih memiliki perasaan Apologia.
Akan tetapi, di lain hal Saya juga setuju untuk jika para seniman-seniman muda dan kawakan bisa berkolaborasi untuk merealisasikan untuk membuat acara tahunan yang ditujukan untuk mengenali kultural dan filosofis Kota Kendal seperti halnya Kendal Expo 2016 yang lalu.

Muhammad Wahyu Wibowo (3E)

Unknown mengatakan...

Menanggapi esai yang Bapak tulis mengenai “Membangun Kota dengan Seni”. Apakah memang diperlukan untuk membangun kota dengan seni? Bukankah Pemerintah mengusungkan rencana pembangunan infrastruktur itu juga ditujukan untuk kota itu sendiri dan bisa di anggap juga memperbarui filosofis kota tanpa meninggalkan filosofis kota yang lama. Adupula, yang Bapak tulis mengenai bahwa para seniman bisa jadi tumpuan utama untuk mengedepankan nilai kultural dan filosofis kota. Lalu upaya apa saja yang sudah di berikan oleh seniman-seniman di kota tersebut untuk mempertahankan nilai filosifis dan kultural kota itu sendiri? Seperti halnya, taruhlah festival FKY(Festival Kesenian Yogyakarta), lalu Dieng Culture Festival yang sudah menjadi agenda rutin tahunan Festival Kesenian. Belum lagi seniman-seniman muda ataupun kawakan yang kebanyakan diantara mereka masih dihinggapi perasaan Apologia? Oleh karena itu, upaya apa saja yang bisa menjadi pelopor untuk meghilangkan perasaan tersebut dan membuatnya menjadi penentu perubahan bagi seniman-seniman yang masih memiliki perasaan Apologia.
Akan tetapi, di lain hal Saya juga setuju untuk jika para seniman-seniman muda dan kawakan bisa berkolaborasi untuk merealisasikan untuk membuat acara tahunan yang ditujukan untuk mengenali kultural dan filosofis Kota Kendal seperti halnya Kendal Expo 2016 yang lalu.

Muhammad Wahyu Wibowo (3E)

Unknown mengatakan...

Menanggapi esai yang Bapak tulis mengenai “Membangun Kota dengan Seni”. Apakah memang diperlukan untuk membangun kota dengan seni? Bukankah Pemerintah mengusungkan rencana pembangunan infrastruktur itu juga ditujukan untuk kota itu sendiri dan bisa di anggap juga memperbarui filosofis kota tanpa meninggalkan filosofis kota yang lama. Adupula, yang Bapak tulis mengenai bahwa para seniman bisa jadi tumpuan utama untuk mengedepankan nilai kultural dan filosofis kota. Lalu upaya apa saja yang sudah di berikan oleh seniman-seniman di kota tersebut untuk mempertahankan nilai filosifis dan kultural kota itu sendiri? Seperti halnya, taruhlah festival FKY(Festival Kesenian Yogyakarta), lalu Dieng Culture Festival yang sudah menjadi agenda rutin tahunan Festival Kesenian. Belum lagi seniman-seniman muda ataupun kawakan yang kebanyakan diantara mereka masih dihinggapi perasaan Apologia? Oleh karena itu, upaya apa saja yang bisa menjadi pelopor untuk meghilangkan perasaan tersebut dan membuatnya menjadi penentu perubahan bagi seniman-seniman yang masih memiliki perasaan Apologia.
Akan tetapi, di lain hal Saya juga setuju untuk jika para seniman-seniman muda dan kawakan bisa berkolaborasi untuk merealisasikan untuk membuat acara tahunan yang ditujukan untuk mengenali kultural dan filosofis Kota Kendal seperti halnya Kendal Expo 2016 yang lalu.

Muhammad Wahyu Wibowo (3E)

Unknown mengatakan...

Menanggapi esai yang Bapak tulis mengenai “Membangun Kota dengan Seni”. Apakah memang diperlukan untuk membangun kota dengan seni? Bukankah Pemerintah mengusungkan rencana pembangunan infrastruktur itu juga ditujukan untuk kota itu sendiri dan bisa di anggap juga memperbarui filosofis kota tanpa meninggalkan filosofis kota yang lama. Adupula, yang Bapak tulis mengenai bahwa para seniman bisa jadi tumpuan utama untuk mengedepankan nilai kultural dan filosofis kota. Lalu upaya apa saja yang sudah di berikan oleh seniman-seniman di kota tersebut untuk mempertahankan nilai filosifis dan kultural kota itu sendiri? Seperti halnya, taruhlah festival FKY(Festival Kesenian Yogyakarta), lalu Dieng Culture Festival yang sudah menjadi agenda rutin tahunan Festival Kesenian. Belum lagi seniman-seniman muda ataupun kawakan yang kebanyakan diantara mereka masih dihinggapi perasaan Apologia? Oleh karena itu, upaya apa saja yang bisa menjadi pelopor untuk meghilangkan perasaan tersebut dan membuatnya menjadi penentu perubahan bagi seniman-seniman yang masih memiliki perasaan Apologia.
Akan tetapi, di lain hal Saya juga setuju untuk jika para seniman-seniman muda dan kawakan bisa berkolaborasi untuk merealisasikan untuk membuat acara tahunan yang ditujukan untuk mengenali kultural dan filosofis Kota Kendal seperti halnya Kendal Expo 2016 yang lalu.

Muhammad Wahyu Wibowo (3E)

Unknown mengatakan...

Menanggapi esai yang Bapak tulis mengenai “Membangun Kota dengan Seni”. Apakah memang diperlukan untuk membangun kota dengan seni? Bukankah Pemerintah mengusungkan rencana pembangunan infrastruktur itu juga ditujukan untuk kota itu sendiri dan bisa di anggap juga memperbarui filosofis kota tanpa meninggalkan filosofis kota yang lama. Adupula, yang Bapak tulis mengenai bahwa para seniman bisa jadi tumpuan utama untuk mengedepankan nilai kultural dan filosofis kota. Lalu upaya apa saja yang sudah di berikan oleh seniman-seniman di kota tersebut untuk mempertahankan nilai filosifis dan kultural kota itu sendiri? Seperti halnya, taruhlah festival FKY(Festival Kesenian Yogyakarta), lalu Dieng Culture Festival yang sudah menjadi agenda rutin tahunan Festival Kesenian. Belum lagi seniman-seniman muda ataupun kawakan yang kebanyakan diantara mereka masih dihinggapi perasaan Apologia? Oleh karena itu, upaya apa saja yang bisa menjadi pelopor untuk meghilangkan perasaan tersebut dan membuatnya menjadi penentu perubahan bagi seniman-seniman yang masih memiliki perasaan Apologia.
Akan tetapi, di lain hal Saya juga setuju untuk jika para seniman-seniman muda dan kawakan bisa berkolaborasi untuk merealisasikan untuk membuat acara tahunan yang ditujukan untuk mengenali kultural dan filosofis Kota Kendal seperti halnya Kendal Expo 2016 yang lalu.

Muhammad Wahyu Wibowo (3E)

Unknown mengatakan...

Saya berpendapat bahwa esai dengan judul “Membangun Kota dengan Seni” sangat bagus sekali untuk kita baca apalagi untuk kalangan pelajar atau mahasiswa sebagai calon generasi Seniman di Indonesia yang selanjutnya. Dalam esai tersebut pendapat Bapak Setia Naka Andrian sangat bijaksana dalam menilai suatu seni bahwa seni itu dapat diaplikasikan atau diterapkan melalui pembangunan-pembangunan Kota salah satu contohnya di Kendal. Pembangunan Kota Kendal dapat terlihat unsur sejarahnya apabila tergoreskan oleh tulisan atau coretan-coretan tangan para seniman seperti ukiran-ukiran, gambar-gambar sejarah dan bentuk seni lainnya.

Berbagai seni yang termasuk dalam kebudayaan Kota Kendal seperti sastra, seni rupa, film, maupun teater perlu dikembangkan keberadaanya agar tampak terawat dan terjaga kemurnianya. Namun sebagian besar masyarakat telah meninggalkal kultur atau budaya sendiri karena pengaruh berbagai kebudayaan barat. Hal ini mengakibatkan Pemerintah dalam membangun kota terlalu berambisi untuk bangunan itu terlihat modern tampak menarik tetapi tanpa seni-seni yang melekat untuk diterapkan. Untuk itu harapan saya agar meningkatkan minat seniman untuk memberikan ide-ide atau kreatifitasnya dengan ikut langsung menindaklanjuti masalah pembangunan kota agar dapat meningkatkan sumber daya manusia melalui kesempatan mereka berekspresi.

Kesempatan ini dapat kita cari saat berbagai macam pembanguan dilakukan dan saat itu juga para seniman sibuk untuk memperindah pola-pola bangunan dan melibatkan masyarakat banyak untuk membantunya dalam mengerjakan bangunan. Maka dengan ini generasi-generasi selanjutnya akan terbentuk dengan sendirinya karena ilmu-ilmu seniman yang telah ditularkan kepada masyarakat terutama dalam hal ini masyarakan kendal. Sebagai hasil akhir Kendal pun akan terkenal dengan seninya yang bagus, bangunan-bangunan yang menarik sehingga dapat meningkatkan daya tarik masyarakat luar untuk berkunjung ke Kendal. Dengan begitu Kendal dapat maju dengan pendapatan masyarakat yang menbingkat karena wisatawan luar yang berdatangan dan terkenal di berbagai daerah.


Ihdinar Nur Aliah (3E)

Eka Putri Septyaningrum (15410200) mengatakan...

Saya sebagai salah satu warga Kendal sangat setuju dengan esai di atas. Menurut saya, seni sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan kota. Dengan adanya seni yang baik dan adanya wadah untuk mengembangkannya maka akan menjadikan seni itu sebagai ciri khas dari sebuah kota termasuk kota Kendal yang nantinya akan dikenal oleh masyarakat luas. Adanya festival tahunan juga akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kendal sehingga akan mengalami keuntungan terutama dari segi ekonomi.

Nama : Eka putri septiyaningrum
kelas : 3E

Rio Tri Astuti mengatakan...

Saya sependapat dengan esai "Membangun Kota dengan Seni" karena disitu dijelaskan bahwa kita generasi muda dituntut untuk lebih semangat memperjuangankan dan memperkenalkan kekayaan yang ada di kabupaten kita sediri. Sebagaimana yang sedikit saya ketahui bahwa kabupaten Kendal juga memiliki banyak wisata-wisata yang belum terkenal namun memiliki nilai yang sangat tinggi untuk di kebangkan menjadi wisata yang tidak kalah dengan kabupaten-kabupaten lain. Di kabupaten Kendal tepatnya di Kel.Kedungboto Kec.Limbangan ada wisata yang sangat menarik dan Sekarang ini banyak anak muda yang berbodong-bondong kesana, daerah tersebut bernama bukit Selo Arjuno mereka berlomba-lomba mengabadikan foto menarik mereka, tentang keindahan alam yang ada di daerah tersebut, bukan hanya itu saja, di daerah Genting Kec.Singorojo juga ada wisata baru Arum Jeram yang mulai terkenal yaitu wisata Tubing Genting. Dengan demikian kita generasi muda untuk lebih bisa berfikir kreatif dan inofatif untuk mempromosikan daerah-daerah kita yang belum terkenal tersebut, untuk lebih terkenal dan tidak kalah dengan daerah lain. Itu semua akan menjadi nilai positif karena akan menambah pendapatan daerah kita. Majunya sebuah daerah bukan hanya di tangan pemerintah namun juga kita generasi muda untuk bisa lebih semangat untuk memperjuangkannya. Seperti halnya yang di jelaskan di esai banyak cara untuk memperkenalkan dan mengharumkan nama kabupaten. Dengan demikian kita harus bangga dengan daerah kita sendiri dan ikut serta memperjuangakannya dengan karya-karya seni yang kita miliki dan patut kita banggakan, kita harus lebih semangat dari seniman-seniman kawakan yang karyanya dipersembahkan untuk memperjuangkan dan mengharumkan suatu daerah supaya tidak terlupakan dan semakin terkenal.

Nama: Rio Tri Astuti
Kelas: 3E PBSI
NPM :15410215

Unknown mengatakan...

Mengenai tulisan ini, saya di sini tertarik dengan paragraf kedua, terutama pada kalimat ini, "...karena bagaimanapun sejarah dan usia kota tidak bisa lepas dari nilai-nilai estetis di dalamnya."

Kita tidak seharusnya melupakan sejarah 'kita', termasuk sejarah kota. Akan tetapi, sejarah ini sulit jika harus dimengerti dari sebuah paksaan. Saya kira sangat mungkin untuk membuat atau mengolah sebuah seni sebagai media penarik masyarakat untuk lebih mengenal sejarah, seni, dan budaya serta segala nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya dengan membangun museum atau (gedung) pusat seni budaya yang setiap tahun mengadakan festival kebudayaan. Dengan begitu masayarakat bisa lebih tertarik untuk mengenal kebudayaan yang ada. Karena menurut saya, masyarakat saat ini sulit mengenal kebudayaan dan seni daerahnya dikarenakan kurangnya pengetahuan dan 'pemancing' minat mereka.

Unggul Putro Sambodo (3E)

Unknown mengatakan...

Mengenai esai tentang "Memabngun Kota Dengan Seni" saya amat sangat tertarik dengan esai ini karena esai ini menuliskan tentang bagaimana membangun sebuah kota dengan sebuah kesenian bukan hanya dengan sebuah pembangunan gedung-gedung bertingkat dan sebagainya.Dengan seni kita bisa bangga dengan daerah kita sendiri bukan hanya bisa membanggakan kesenian dari daerah lain saja. Seperti di Bali, Bali bisa terkenal bukan hanya karena tempat wisatanya yang bagus dan elok untuk dipandang akan tetapi Bali juga terkenal dengan keseniannya. Jika pemerintah kota bisa melihat dan memperhatikan kesenian serta mengembangkan mungkin bukan hanya di Kendal saja yang akan dikenal oleh kalayak ramai akan tetapi kota-kota di ujung perbatasan juga. Pembangunan kota tidak boleh meninggalkan sejarah, dan perencanaan strategis harus mengandung aspek sejarah.

Novita Kumala Sari (3E)

Desywrima mengatakan...

Saya sebagai Anak pecinta seni terutama pada kesenian tari sangat setuju, akan tetapi seni juga harus di terapkan terlebih dahulu pada masyarakat sebelum seni di kembangkan, dengan itu seni akan berkembang dengan baik setelah mereka dapat di sekali terlebih dahulu. Membangun indonesia dengan seni seperti yang bapak tulis sebenarnya sudah bagus , dengan ini masyarakat indonesia terutama masyarakat kendal akan melestarikan budaya seni indonesia dengan baik khususnya seni tari, yang sekarang ini sudah mulai hilang.

Desy Wahyu Rimadoni (3E)

Unknown mengatakan...

Esai yang berjudul "Membangun Kota Dengan Seni" cukup menarik perhatian banyak publik. Esai tersebut mengingatkan publik bahwa seni itu masih ada dan harus dilestarikan dengan salah satu tujuan untuk membangun kota melalui destinasi wisata melalui seni. Selain itu, Esai tersebut juga dapat menggugah khalayak umum untuk berseni dan membangun jiwa seni seseorang. Biar bagaimanapun seni merupakan identitas suatu bangsa.apabila kesenian tidak dijaga maka hilanglah identitas diri suatu bangsa.

Nunung Khusnun Naim (3E)

Desywrima mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai yang bapak tulis..dengan membaca esai ini dapat memotivasi para generasi muda untuk membangun kotanya lewat seni. Pemerintah sebaiknya juga memberi perhatian yang lebih untuk kesenian yang ada di kota tersebut. Jadi generasi muda dan pemerintah bersama-sama membangun kota dengan seni.Nama: Rohmatul HidayahNpm: 15410189Kelas: 3 E

aidaizzah mengatakan...

Saya sangat setuju dengan esai yang bapak sampaikan.dan menurut saya seni sangat berpengaruh terhadap kemajuan kota.Lebih lagi kota Kendal memiliki berbagai macam seni maupun budaya seperti sastra, seni rupa, film, maupun teater yang perlu dikembangkan sebagai contoh dapat melalui pembangunan kota.Dengan begitu Kendal dapat maju dengan pendapatan masyarakat yang menbingkat karena wisatawan luar yang berdatangan dan terkenal di berbagai daerah.

Nama :Aidatul izzah (3E)

Unknown mengatakan...

Saya sangat tertarik dengan esai yang saudara tulis, dengan karya saudara tersebut banyak orang uang dapat mengetahui betapa pentingnya seni dalam pembangunan kota dengan seni orang dapat mengetahui ciri dari kota tersebut dan Bapa juga sedikit menginspirasi masyarakat akan pentingnya kota lelahiran kIta sendiri. dan jangan tanyakan apa yang sudah kita dapat dari kota kita, tetapi apa yang telah kita berikan untuk kOta kita. Rivan pramono 3E PBSI

Unknown mengatakan...

Membaca esai bapak mengenai “Membangun kota dengan seni” sangat menginspirasi bagi saya. Karena jika kita lihat dari beberapa kota yang dapat berkembang baik dari segi ekonomi maupun kemajuan kota untuk dikenal masyarakat berawal dari seni. Seni lokal atau asli suatu daerah dapat membuat daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Dari beberapa gambaran mengenai kota Kendal yang bapak ceritakan, saya merasa begitu kagum dan antusias karena kota saya sendiri sangat susah untuk berkembang terutama dalam bidang kesenian dan pariwisata. Pemalang banyak memiliki pemandangan yang idah untuk dijadikan tempat wisata yang menarik contohnya pemandian moga, waterpark widuri, curuk cibedil, kebun the semugi dan masih banyak lainnya. Namun karena kondisi yang tidak terawat dan akses menuju tempat tersebut kurang memadai membuat tempat wisata tersebut tidak terkenal serta kurangnya fasilitas-fasilitas yang membuat wisatawan tertarik. Dahulu ketika saya duduk di kelas 2 SMP setiap perayaan 17 Agustus dari kabupaten menyelenggarakan berbagai pentas seni daerah seperti wayang golek, wayang kulit, ketoprak, tari-tari tradisional, arak-arakan kampung yang pesertanya terdiri dari beberapa RW atau perwakilan dari beberapa kecamatan yang ada di Pemalang. Dengan diadakannya kegiatan tersebut banyak masyarakat dari luar Pemalang yang berkunjung untuk melihat pertunjukan tersebut, namun seiring berkembangnya waktu acara-acara tersebut mulai hilang hingga beberapa tahun. Kesenian kota Pemalng mulai tumbuh kembali dan mempunyai ciri kas yaitu dalam sebuah tarian ketika matan ketua dinas pariwisata Kabupaten Pemalang bapak kustoro menciptakan sebuah tarian yang bernama selendang Pemalang. Tariaan tersebut menjadi simbol Pemalang. Selain selendang pemalang kesenian-kesenian banyak yang muncul di kota Pemalang seperti Band-band lokal dan kesenian lukis, fotografi, seni ukir dan kesenian lainnya. Pada esai membangun kota dengan seni , bapak mengatakan bahwa seni dapat membuat kota maju, menurut saya itu sangat benar karena jika kita lihat kota tanpa seni dan ciri kas, kota tersebut tidak akan maju. Kita ambil contoh kota yang sangat maju karena seni seperti Yogyakarta, kota Yogyakarta merupakan kota favorit yang dikunjungi wisatawan karena keunikan dan seni yang banyak memukau wisatawan. Kota jepara yang terkenal karena ukiran yang indah, kota pekalongan yang terkenal akan kesenian batiknya dan masih banyak yang lainnya. Untuk itu, jiak ingin menciptakan atau mewujudkan kota yang maju kita harus mengembangkan seni yang dimiliki kota tersebut.

Ratri Dwi Mareta (3D)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Setelah membaca esai mengenai “Membangun Kota Dengan Seni” saya sangat setuju dan esai yang Bapak buat sangat menarik.Dengan cara seperti itu, dapat menjadikan kota jauh lebih terkenal bukan hanya di kota itu saja, melainkan bisa terkenal di manca negara dengan ciri khas yang dimiliki oleh kota tersebut. Tetapi perlu diperhatikan,bukan hanya kota saja yang dibahas peran seniman juga harus lebih aktif dalam hal ini contohnya saja dengan cara menggelar pertunjukan wayang dan tarian tradisional yang sampai sekarang jarang kita jumpai di era modern seperti ini. Peran seniman juga harus lebih kreatif lagi dalam hal menciptakan sesuatu yang nantinya bisa diterima oleh masyarakat agar bisa menjadi bagian dari budaya supaya bisa dijaga dan dilestarikan dengan baik.Oleh karena itu, sumber daya manusia juga perlu dipertimbangkan, apabila itu terlaksana dengan baik nantinya juga dapat memberikan kemajuan dalam membangun kesenian. Disisi lain,peran pemerintah seharusnya ikut berpartisipasi dalam hal membangun kesenian agar kesenian itu tetap terjaga,dengan cara memberikan tempat khusus pelatihan kepada para seniman senior agar bisa memberikan pengetahuan kepada generasi muda supaya ikut berpartisipasi dan bisa menjadi penerus yang peduli tentang adanya kesenian.

Zulfa Lailatul Fajri (3F)

Dhani Susilowati mengatakan...

Setia Naka Andrian, dalam esainya yang berjudul Membangun Kota dengan Seni ( Tribun Jateng, 10 September 2016) menorehkan gagasan yang kembali mengetuk nurani khalayak muda. Memang tak dapat dipungkiri, bangkit dan matinya sebuah kota sangat bergantung pada generasi mudannya. Bagaimana tidak? Putra dan putri daerahlah yang harus bertanggung jawab mengambil komando atas masa depan kota.
Upaya paling mustajab untuk membangun kota, tentulah dengan mengedepankan nilai estetikanya. Perihal estetika, seni memiliki peran paling utama. Bukan hanya seni rupa, teater, musik, film bahkan sastra. Selain itu, seni tradisional pun sudah seyogyanya turut andil menjadi bagian pembangunan sebuah kota.
Seperti halnya Wonosobo yang megah setiap tahunnya dengan Dieng Cultute Festival. Hal itu, tidak terlepas dari generasi muda yang berkiblat pada seni tradisional. Maka, hingga sekarang budaya masyarakat Dieng seperti ritual mencukur rambut gimbal atau cukur rambut anak bajang masih tetap lestari. Dengan seni dan tradisi, kekhasan sebuah kota akan semakin dikenal.
Dhani Susilowati (3E)

anamiraturrohmah mengatakan...

Menurut pendapat saya mengenai esai bapak yang berjudul "Membangun kota Dengan Seni "( Tribun Jateng ,10 September 2016 ) saya sangat setuju karena apa dengan adanya seni kita dapat mengembangkan dan memperkenalkan kota kita ke wilayah yang lebih luas lagi. Dalam hal memperkenalkan setiap seni ke setiap wilayah peran pemerintah sangat dibutuhkan sekali, tidak hanya mementingkan bangunan infrastrukturnya saja namun pemerintah sebaiknya lebih adil dalam memberika sebuah fasilias terhadap seniman yang sudah menghasilkan karya bahkan mendokumentasikan karya karya seninya secara serius dan metodis. Namun sebaiknya peran pemuda juga ikut andil dalam hal memperkenalkan seni yang ada di wilayahnya. Misalnya dengan cara mengadakan festival festival yang meriwayatkan kota secara serius dan metodis baik melalui sastra, seni rupa, filem maupun teater. Tentu saja dengan adanya festival kesenian tersebut akan sangat berpengaruh dengan seni sehingga kesenian yang kita miliki akan tetap terjaga.
Ana Miraturrohmah (3F)

nanik@bloger.com mengatakan...

" Seorang seniman yang seharusnya menjadi ujung tombak, motor penggerak roda kesenian di sebuah kota, yang konon katanya karena persoalan klasik, maka di antara mereka pelan-pelan meninggalkan kota ini." menurut saya seorang seniman tetap mejadi seorang seniman ketika seniman tersebut tetap menghasilkan karya yang bagus dan dapat diterima di masyarakat tidak peduli dimanapun seniman tersebut meskipun beliau tidak bertempat tinggal di tempat kelahirannya. Karena seorang harus lah dikenal karena karyanya. Meskipun karena alasan faktor klasik asal tetap dapat menghasilkan karya beliau akan tetap dikenal sebagai seorang seniman.
"Tentu jawabannya, sudah waktunya Kendal memiliki agenda festival kesenian yang diselenggarakan tahunan. Jika kita mau tengok kota-kota tetangga, taruhlah festival rutin FKY (Festival Kesenian Yogyakarta), lalu Dieng Culture Festival" Untuk mengadakan festival seperti FKY ataupun Dieng Cultur Festval dibutuhkan persiapan yang sangat matang karena jika tidak kita justru akan merusak desitnasi-destinasi alam yang ada. Pantai Sikucing, Goa Kiskendo, Curug Sewu akan dirusak orang orang yang tidak bertanggung jawab. Karena untuk memperkenalkan sebuah budaya tidaklah harus di tempat destinasi tersebut apalagi jika hendak memperkenalkan budaya tersebut ke daerah yang lebih luas dapat deselnggarakan di luar daerah.
Sri Harnanik (3F)

Okta viyani ningsih mengatakan...

Saya setuju dengan esai bapak, mengenai pembangunan kota dengan seni.Karena menurut saya pembangunan kota dengan seni,upaya yang di lakukan untuk mengembangkan,melestarikan ,dan memperkenalkan ciri khas kota serta budaya suatu daerah tersebut.Mungkin juga bisa menjadi daya tarik wisata dalam negeri maupun luar negri yang lebih penting nya agar budaya bangsa kita, tidak diklaim oleh negara lain .Contoh nya dengan memperkenalkan pertujukan kesenian di suatu daerah tersebut seperti menggelar pertunjukan tarian-tarian tradisional.Namun perlu di perhatikan lagi peran seniman juga harus lebih kreatif lagi dalam hal menciptakan sesuatu yang nantinya bisa di terima oleh masyarakat agar generasi penerus bangsa bisa tahu jati dirinya sebagai warga indonesia dan untuk memperkenalkan budaya kita kepada bangsa lain dan menujukan kepada warga negara lain bahwa budaya tersebut adalah milik bangsa indonesia.Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini,pengaruh budaya asing yang masuk membuat generasi muda lebih memilih budaya barat dari pada budaya tradisionalnya .Mereka beranggapan bahwa budaya barat itu lebih modern dan lebih populer namun sebaliknya mereka menganggap bahwa budaya tradisional itu kuno,jadi kita sebagai penerus bangsa harus sadar akan penting nya melestarikan budaya tradisional. Karena budaya adalah indentitas nasional yang menjadi ciri khas suatu daerah yang membedakan dengan negara lain sebab sudah tugas kita sebagai generasi muda untuk menghidupkan lagi kebudayaan kita agar tidak semakin terkikis dan menghilang. Seperti dengan membangun kota dengan seni itu merupakan wujud untuk melestarikan budaya kita.Sebagai para generasi muda penerus bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah diperlukan.(3F)

Okta viyani ningsih mengatakan...

Saya setuju dengan esai bapak, mengenai pembangunan kota dengan seni.Karena menurut saya pembangunan kota dengan seni,upaya yang di lakukan untuk mengembangkan,melestarikan ,dan memperkenalkan ciri khas kota serta budaya suatu daerah tersebut.Mungkin juga bisa menjadi daya tarik wisata dalam negeri maupun luar negri yang lebih penting nya agar budaya bangsa kita, tidak diklaim oleh negara lain .Contoh nya dengan memperkenalkan pertujukan kesenian di suatu daerah tersebut seperti menggelar pertunjukan tarian-tarian tradisional.Namun perlu di perhatikan lagi peran seniman juga harus lebih kreatif lagi dalam hal menciptakan sesuatu yang nantinya bisa di terima oleh masyarakat agar generasi penerus bangsa bisa tahu jati dirinya sebagai warga indonesia dan untuk memperkenalkan budaya kita kepada bangsa lain dan menujukan kepada warga negara lain bahwa budaya tersebut adalah milik bangsa indonesia.Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini,pengaruh budaya asing yang masuk membuat generasi muda lebih memilih budaya barat dari pada budaya tradisionalnya .Mereka beranggapan bahwa budaya barat itu lebih modern dan lebih populer namun sebaliknya mereka menganggap bahwa budaya tradisional itu kuno,jadi kita sebagai penerus bangsa harus sadar akan penting nya melestarikan budaya tradisional. Karena budaya adalah indentitas nasional yang menjadi ciri khas suatu daerah yang membedakan dengan negara lain sebab sudah tugas kita sebagai generasi muda untuk menghidupkan lagi kebudayaan kita agar tidak semakin terkikis dan menghilang. Seperti dengan membangun kota dengan seni itu merupakan wujud untuk melestarikan budaya kita.Sebagai para generasi muda penerus bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah diperlukan.(3F)

Teguh mengatakan...

Buah pemikiran yang sangat gemilang dari seorang seniman yang peduli akan tumbuh kembangnya tanah kelahiran (Kendal). Jika ditinjau dari segi eksternal, kesenian merupakan identitas bangsa, pengenal bangsa, dan karakter suatu bangsa. Jadi, jika ingin mengenalkan suatu daerah atau lebih luasnya suatu bangsa, sangatlah tepat dengan cara bermain seni. Semoga impian Bapak ingin membangun kota dengan seni dapat terealisasi dengan baik dan semoga slogan "Kenali Kendal!" dapat terdengar sampai ke penjuru daerah.

Teguh, 3D PBSI.

Unknown mengatakan...

saya setuju dengan esay 'membangun kota dengan seni"peran seniman dalam membawa seni sangat penting dengan cara tidak meninggalkan nilai tradisi dan nilai filosofi dalam masyarakat.Karena nilai tradisi dan filosofi merupakan urain sejarah dalam sebuah seni.

Agus Prasetyo 3D,PBSI

Unknown mengatakan...

Saya setuju mengenai esai bapak yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" karena membangun kota tidak harus dengan infrastruktur, tetapi dapat juga dengan seni. Seni dapat membuat kota tersebut menjadi lebih hidup bahkan terkenal sampai ke macanegara seperti Yogyakarta dan Bali misalnya. Kota tersebut memiliki seniman yang dapat menyokong perkembangan seni yang ada di sana. Para seniman hendaknya lebih bereksplorasi tentang karya seni yang lain dan berperan aktif menjaganya. Putra putri daerah juga diharapkan dapat lebih memperkenalkan apa yang dimiliki oleh kota tersebut. Selain itu, peran pemerintah juga berperan aktif dalam mengembangkan kesenian di kota tersebut seperti ikut menyelenggarakan festival budaya, pentas seni, dan menyediakan tempat-tempat pelatihan seni yang memadai. Dengan mengembangkan produk-produk lokal seperti seni rupa, teater, band-band lokal, dan sebagainya diharapkan dapat membantu mengembangkan dan memperkenalkan ciri khas dari kota tersebut.

Intan Haniya Ulfah (3F)

Osesha9 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Osesha9 mengatakan...

Setelah membaca esai bapak yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" saya sependapat dengan bapak, bahwa untuk membangun sebuah kota tidak selalu tentang pembangunan infrastrukturnya, ada hal lain yang dapat membantu dalam membangun sebuah kota agar kota lebih dapat dikenal, memang pembangunan infrastruktur sangat penting tetapi seni juga memiliki peranan penting dalam membangun kota. Dengan seni kita dapat menggambarkan sejarah dalam bentuk apapun, misalnya pementasan teater/wayang, puisi, syair, dan lain halnya kepada masyarakat luas. Dengan seni kita dapat menuangkan kreatifitas yang ada dalam pikiran kita. Dalam hal ini kita bisa melihat kota Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Seni di Indonesia. Ini bisa dijadikan sebagai contoh bahwa seni bisa membangun sebuah kota sehingga kota tersebut dapat di kenal baik di luar maupun di dalam negeri, tentu ini juga memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat yang harus mendukung dan ikut mempromosikan kota dengan seni-seni luar biasa yang dimiliki oleh seniman-seniman lokal. Seni bisa menjadi sebuah ciri khas suatu kota apabila seni itu terus di kembangkan, di kenalkan dan di lestarikan.

Unknown mengatakan...

Saya sependapat dengan esai yang bapak buat berjudul "Membangun Kota dengan Seni". Bahwa untuk membangun kota yang diinginkan dan dikenal oleh masyarakat luar kota perlu adanya kerjasama dalam mangatur pembangunan kota dengan memanfaatkan adanya seni, baik dalam seni rupa, teater, musik, film, dan lainnya. Peran pemerintahpun sangat dibutuhkan dalam pembangunan kota ini. Membangun kota dengan seni itu sangat bagus, unik, dan menarik karena nantinya bisa memperkenalkan kota tersebut kepada masyarakat luas lewat para seniman. Selain itu, senimannya juga harus lebih aktif lagi dan mengembangkan seni-seni yang sudah ada agar bisa memperlihatkan hasil seninya kepada masyarakat lain. Dengan adanya semangat dari masyarakat kota tersebut juga bisa menumbuhkan ide-ide dan kreatifitas dalam melestarikan kesenian.

Novi Apik Pratiwi Putri (3F)

Aulia Salsabila mengatakan...

Menanggapi esai anda yang berjudul "Membangun kota dengan seni" bahwa setiap daerah pasti memiliki ciri khas seni yang beraneka ragam. Dengan seni juga kita bisa membanggakan seni yang ada didaerah kita sendiri khususnya di daerah kendal. Seperti seni yang ada didaerah asal saya disana sangat menonjol sekali kesenian. cara ini dilakukan untuk mempromosikan seni tersebut supaya lebih dikenal oleh daerah lain. Jadi saya sangat setuju dengan esai anda. Bahwa setiap daerah harus lebih menonjolkan nilai seni supaya masyarakat bisa menikmati seni yang ada didaerah sendiri.

Aulia Salsabila 3D

Unknown mengatakan...

Membahas kesenian di sebuah kota tentu sangat bagus dan berguna, karena kesenian dan para seniman lahir dari suatu daerah tersebut, dan dari para seniman inilah nama kota tersebut bisa lebih terkenal karena hasil dari seniman-seniman tersebut.
Dari tulisan Bapak kita dapat mengetahui bagaimana keadaan dan nasib dari para seniman yang berada di kota tersebut, ada yang bernasib baik dan di perhatikan tetapi ada juga yang bernasib kurang baik, diabaikan. Setelah kita ,mengetahui keadaan dari para seniman-seniman tersebut kita bisa mempunyai keinginan untuk memperhatikan dan mempertahankan sebuah kesenian dan para seniman yang ada di kota tersebut. Lalu apakah bapak pernah melakukan pengamatan para komunitas seni di kota lain, selain kendal? Mungkin bapak bisa enukis kembali dan mempublikasikannya sebagai motivasi dan acuan untuk kita bisa lebih memahami dan menghargai sebuah seni, dan juga mempertahankannya atau mungkin ikut serta dalam mengeluarkan ide-ide kreatifitas dalam kesenian.

Mitha Eni Ermiyawati (15410236)

Unknown mengatakan...

Setelah saya membaca esai bapak yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" saya berfikir tentang betapa pentingnya sebuah seni untuk memajukan daerah, karena satu saja sebuah acara seni yang bisa diselenggarakan secara rutin seperti yang dituliskan bapak tadi tentang FKY dan Dieng Culture Festival bisa membuat daerah tersebut terdongkrak kepopulerannya. Namun semua itu tidak semudah yang dibayangkan, karena tidak semua acara tersebut yang baru dimulai atau katakanlah baru akan dirilis mendapat respon-respon baik dari warga sekitar. Oya apakah bapak pernah mengajukan atau meminta kepada pemerintah kendal untuk menyelenggarakan parade kesenian besar-besaran yang mungkin bisa dilakukan secara rutin ? katakanlah setahun sekali. Jika pernah, bagaimana respon pemerintah tentang hal tersebut. Esai bapak ini juga menyadarkan saya tentang menghargai daerah tempat dimana saya dilahirkan, terutama dengan seni, bagaimana kita bisa mengerti seni jika bukan dari daerah kita sendiri yang mengenalkan seni. Terima kasih esai bapak membuat saya paham tentang pentingnya seni di daerah sendiri.


Lazuardi Insan (3F)

laela nahdliyah mengatakan...

Dalam membangun sebuah kota yang berkeinginan untuk maju, faktor penentu atau faktor yang mendorong tidak hanya infrastruktur maupun kawasan-kawasan indrustri saja, di Kendal kawasan industri seperti kawasan industri Kendal tidak akan mensejahterahkan warga Kendal khususnya warga masyarakat yang hidup di sekitar kawasan industri jika pemerintah atau bahkan lupa akan sumber daya yang ada. Pemerintah lalai jika suatu kawasan industri dibangun, sumber daya manusianya juga harus dibentuk guna untuk mengelola nantinya kawasan industri yang ada. Percuma jika dikendal didirikan kawasan industri jika ternyata, fakta dilapangan sumber daya manusia yang ada tidak mumpuni. Alhasil masyarakat Kendal akan kalah saing dengan masyarakat daerah tetangga. Seharusnya jika ingin mendirikan kawasan industri harus dibarengi dengan sumber daya manusia yang mumpni agar sdm yang dipekerjakan berasal dari daerah Kendal sendiri dan membuat masyarakat Kendal yang sejahtera.
Lalu untuk faktor lain selain dari industri yaitu bisa melalui kesenian, di Kendal banyak kesenian dan seniman namun sayang semakin lama semakin direnggut zaman, hanya ada beberapa saja yang masih bertahan menjadi seniman dan kebanyakan seniman-seniman Kendal lebih memilih mengembangkan kecintaannya pada seni dengan pergi ke kota tetangga. Sebagai seorang seniman, perjuangan Pak Naka sudah sangat bagus dan harus lebih mengajak generasi muda untuk ikut berkarya dan bermain seni agar menjadi Kendal yang di diami para seniman hebat.

Laela Nahdliyah ( 15410271 )

aksaranazar mengatakan...

Menanggapi postingan bapak tentang esai yang berjudul "membangun kota dengan seni" saya satu pemikiran dengan bapak karena seni merupakan salah satu elemen penting untuk memajukan sebuah kota jadi sudah seharusnya seni perlu mendapatkan dukungan dan dorongan dari berbagai pihak terutama Pemerintah daerah tersebut karena sudah kita ketahui secara filosofis seni sangat erat dengan kehidupan kita sebagai masyarakat. Oleh karena itu untuk membangun dan memajukan kota dengan seni para generasi muda harus diberi arahan dengan baik agar dapat berkreasi dan menciptakan sebuah karya yang menginspirasi. Seperti yang sudah saya katakan diatas Pemerintah harus senantiasa memperhatikan dan memberi dukungan baik moral maupun dukungan materi untuk para generasi muda. Sehingga generasi muda semakin terpacu untuk membuat karya seni yang berkualitas, karena dengan seni yang berkualitas tentu akan banyak orang yang mengapresiasi kara-karya seni tersebut dan hal itu tentu mendorong masyarakat luas untuk datang dan melihat karya seni dari daerah kita. Tentu hal ini akan menjadikan daerah kita menjdai lebih maju karena banyak masyrakat yang mengetahui kualitas seni dari daerah kita yang secara relevan akan membangun kota menjadi lebih maju kedepannya.


M.Nazaruddin 3F
(15410254)

Unknown mengatakan...

Setelah saya membaca esai bapak yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni"
saya sangat setuju dengan pendapat bapak, karna seni daerah semakin taunnya semakin berkurang peminatnya. Adanya pengembngan seni di daerah sangatlah mendongkrak perekonomian didaerah tersebut, saya juga sangat sependapat apa bila pentas seni daerah di adakan setiap tahunnya karna dengan diadakan pentas seni daerah secara tidak langsung mengajarkan atau melestarikan seni darah tersebut. Pentas seni daerah yang masih diadakan setiap tahunya seperti daerah dieng, sepetri Dieng culture dan yang ada di jogja yaitu Festifal Kesenian Yogyakatra
Parade atau pentas seni daearh juga sangat penting untuk di adakan agar seni daerah tidak lenyap.
Enggiano Prasadana Putra
Kelas : 3f

IMANTARA06 mengatakan...

Saya setuju dengan esai bapak naka,dengan seni kita bisa membangun suatu kota atau membangkitkan suatu kota,membangkitkan atau menghidupkan kota tidak hanya dengan seni berupa puisi,cerpen,novel,lagu dan lainnya.Namun bisa juga dengan seni berupa bentuk 3 dimensi...seperti Patung,kendi,guci,Atau yang lainnya.Tidak hanya seni saja yang bisa membangkitkan atau membangun kota,makanan khas pun bisa membangun sebuah kota,contoh Brebes..apa sih yang ada di brebes??jika pertanyaan itu ditanyakan ke orang asing(bukan warga Brebes) maka 80% orang akan menjawab paling ada bawang dan telur asin.... Padahal banyak sekali makanan dari brebes yang belum di kenal oleh semua orang..dan pariwisatanya banyak... Namun belum ter ekspose...contohnya curug putri... Yaitu sebuah air terjun yang indah....tidak kalah dengan air terjun yang lainnya...terimakasih.

Imantara Kukuh Prayoga
3D

IMANTARA06 mengatakan...

Saya setuju dengan esai bapak naka,dengan seni kita bisa membangun suatu kota atau membangkitkan suatu kota,membangkitkan atau menghidupkan kota tidak hanya dengan seni berupa puisi,cerpen,novel,lagu dan lainnya.Namun bisa juga dengan seni berupa bentuk 3 dimensi...seperti Patung,kendi,guci,Atau yang lainnya.Tidak hanya seni saja yang bisa membangkitkan atau membangun kota,makanan khas pun bisa membangun sebuah kota,contoh Brebes..apa sih yang ada di brebes??jika pertanyaan itu ditanyakan ke orang asing(bukan warga Brebes) maka 80% orang akan menjawab paling ada bawang dan telur asin.... Padahal banyak sekali makanan dari brebes yang belum di kenal oleh semua orang..dan pariwisatanya banyak... Namun belum ter ekspose...contohnya curug putri... Yaitu sebuah air terjun yang indah....tidak kalah dengan air terjun yang lainnya...terimakasih.

Imantara Kukuh Prayoga
3D

Fikri Dian Prasetya mengatakan...

Setelah saya membaca esai bapak yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" saya setuju dengan pendapat bapak karena peran dari seorang seniman sangatlah dibutuhkan untuk memajukan suatu daerah. Seni juga berpengaruh untuk mengembangkan dan memperkenalkan daerah tersebut kepada masyarakat luas. Apalagi jika suatu daerah sudah terdapat seorang seniman, itu dapat mendongkrak popularitas daerah tersebut. Dengan mengadakan acara-acara tahunan secara rutin kita dapat memajukan suatu daerah. Seperti yang dituliskan bapak mengenai festival rutin yang diadakan di yogyakarta dan dieng. Namun semua itu tidaklah mudah karena barangkali terdapat masyakat yang tidak suka katakanlah tidak setuju dengan agenda yang akan dilaksanakan.
Saya juga setuju dengan tulisan bapak mengenai infrastruktur, bahwasanya pemerintah lebih mementingkan bangunan infrastruktur ketimbang sumber daya manusia. Seharusnya pemerintah juga memikirkan sumber daya manusia yang ada di suatu daerah karena itu sangat penting untuk memajukan daerah itu sendiri. Jika sumber daya manusianya berkualitas maka pembangunan kota tersebut akan jauh lebih baik. Buat apa bangunan infrastruktur baik namun sumber daya manusianya nol.

Unknown mengatakan...

Saya terkesan dengan esai "Membangun Kota Dengan Seni" ini yang ditulis oleh Bapak Setia Naka Andrian. Di dalam esai ini menyebutkan masyarakat juga memiliki peran yang besar dalam menentukan nasib sebuah kota. Itu menunjukan bahwa tidak hanya Pemerintah yang bisa mengatur kota, tapi seluruh elemen masyarakat pun juga bisa. Terlebih lagi dalam esai ini juga menggabungkan antara "Seni" dan juga "Sejarah", dan lebih dari itu di dalam esai ini juga ditambahkan esai dari seniman lain. Yang saya pahami tentang esai ini yaitu, masyarakat ikut menentukan nasib sebuah kota dengan seni sehingga sejarah tidak akan melupakan karya-karya seni dari para seniman, yaitu masyarakat itu sendiri.

Imam Dzulfikar (3D)

Rizma Jihannowietta R. mengatakan...

Setelah saya membaca esai bapak yang berjudul "membangun kota dengan seni", saya setuju dengan pendapat bapak. Di era sekarang ini banyak seni atau seniman di daerah memang mengalami penurunan atau dapat di bilang seniman daerah hampir punah. Seni merupakan hal pentingdalam kehidupan. Dengan adanya seni kita dapat mengungkapkan isi hati dan pemikiran kita. Seni dan seniman mampu mendongkrak perekonomian suatu daerah dan berpengaruh untuk perkembangan suatu kota. Pemerintah juga harus mendukung dan memberikan apresiasi untuk seniman daerah agar para seniman daerah tidak meninggalkan kesenian dan para seniman daerah dapat termotivasi agar selalu mengiprahkan dirinya di seni daerah. saya juga sependapat dengan bapak tentang seni daerah harus diadakan setiap tahunnya karena dengan adanya pargelaran tersebut para seniman mampu menciptakan suatu seni yang kreatif dan inovatif, sehingga seni daerah dapat digemari oleh masyarakat luas dan terus akan dapat dilestarikan.
Rizma Jihannowietta R.
Kelas : 3F
NPM : 15410251

Unknown mengatakan...

Saya sependapat dengan esai bapak yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" bahwa untuk membangun sebuah kota harus memiliki seni budaya, agar setiap orang bisa mengembangkan bakatnya masing-masing seperti seni rupa, seni musik, teater, film dll.
yang nantinya akan memajukan kota tersebut. Selain itu peran pemerintah juga diperlukan dalam hal membangkitkan kesenian, terutama seniman-seniman yang telah bekerja keras untuk mengembangkan seni-seni tersebut tetap terjaga, pemerintah tidak harus dominan dalam mementingkan pembangunan infrastruktur saja tapi juga kesenian tersebut agar kota lebih terkenal.

veti fatmawati (3F)

Unknown mengatakan...

setelah membaca esai Bapak yang menarik ini, muncul sedikit pertanyaan di benak saya. Bapak itu kan seorang penyair yang sering menyuarakan keresahan keresahan Bapak tentang kota kelahiran Bapak yaitu Kendal. Yang ingin saya tanyakan, apakah Bapak pernah menyuarakan keresahan Bapak tentang pudarnya karya seni atau budaya di kota lain selain Kendal dan Semarang? Jika pernah, Bagaimana cara Bapak mengetahui pudarnya seni atau budaya tersebut selain dengan membaca buku atau mengetahui dari esai orang lain? terima kasih.




(MARRA MUTIARA, 3F)

Surya gemerlap mengatakan...

Setelah saya membaca esai "Membangun Kota Dengan Seni" saya dapat berpendapat bahwa setiap seniman harus mampu menurunkan bakat seni kepada generasi muda. Apalagi seniman-seniman daerah. Harus mampu mengajak generasi muda untuk melestarikan bakat seni yang ada dan sudah mendarah daging di suatu daerah. Seniman yang sudah memiliki banyak pengalaman hendaknya di bagi tidak hanya kepada sesama seniman. Kemudian tradisi pagelaran pentas seni juga harus tetap di perhatikan agar seniman-seniman daerah tetap bertahan dengan membawa daerahnya sendiri.

Rina Fitriyaningtyas (3F)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan essay yang Bapak tulis. Seni merupakan karya seseorang yang perlu dilestarikan. Dengan seni, suatu daerah dapat memiliki ciri khas yang menggugah para wisatawan untuk berkunjung. Di suatu daerah Pemerintah hanya memberikan tempat untuk seniman menciptakan karya seni, sebaiknya pemerintah juga harus memberikan pengakuan dan penghargaan kepada seniman atas seni yang telah diciptakannya agar seniman terus menciptakan karya-karya untuk daerah yang ia tempati. Jika pemerintah memperhatikan seni yang diciptakan sastrawan maka banyak manfaat yang diperoleh dari seni tersebut untuk daerah itu. Selain itu juga dapat memperkenalkan bahwa daerah itu memiliki seni yang luat biasa sehingga dapat meningkatkan dan memperkenalkan kota tersebut.

Putri Arum Cahyaning Surya (3D)

Ulfi nailil muna mengatakan...

saya setuju dengan esai bapak mengenai "Membangun Kota dengan Seni" para seniman seakan begitu abai dengan kota yang melahirkan dirinya bahkan ada yang meninggalkan kotanya sendiri seharusnya para seniman hendaknya memberikan contoh dan inspirasi bagi generasi muda supaya para generasi muda lebih tertarik dan mau melestarikan kesenian yang ada di kotanya sendiri karna di zaman sekarang ini banyak sekali generasi muda yang lebih tetarik dengan budaya luar ketimbang dengan seni di daerah atau kotanya sendiri untuk itu kemajuan sebuah kota juga terletak pada peran seniman-seniman apabila para seniman berhasil menginspirasi para generasi muda tentunya sebuah kota tidak akan kesulitan untuk menentukan arah gerak untuk masa depan kotanya dan selanjutnya perekonomian daerahpun akan meningkat drastis dan masa depan kotapun akan terjamin

Ulfi Nailil Muna (15410239)

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan esai Bapak yang berjudul "Membangun Kota Dengan Seni". Bahwasannya hubungan pembangunan dengan seni sangat berpengaruh.Jika seni dalam suatu kota berkembang maka secara otomatis nama kota tersebut akan terangkat dimata masyarakat.Tetapi,sangat disayangkan jika pemerintahkota tidak mendukung semangat seniman yang sudah susah payah mempertahankan seni di daerah tersebut.Terlebih lagi jika pemerintah memfasilitasi kegiatan seni,apalagi jika kegiatan seni tersebut di agendakan setiap tahun.Maka kota Kendal pembangunan infrastrukturnya akan berjalan dengan baik melalu dana yang terkumpul melalui agenda tahunan tersebut.Selain dari segi seni,biasanya suatu kotaterdapat tempat wisata yang menambah daya tarik wisatawan yang dapat membantu pembangunan kota.Sebaknya seniman di suatu kota di fasilitasi dan di beri perhatian yang lebih agar mereka dapat meluangkan pikiran mereka, tanpa harus memikirkan dimana mereka harus meluangkan penikiran itu.Semoga esai yang di tulis Bapak di baca oleh pemerintah kota Kendal,agar "Kendal Permata Pantura" dapat terealisasikan dengan baik..

Sudariyanti Lestari 3f (15410265)

Khairul Anam mengatakan...

Mengenai Esai Bapak yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" Saya sendiri sangat terinspirasi dengan tulisan Bapak, bahwasnya kota yang indah tidak harus di bangun dengan infrastruktur-infrastruktur canggih semata melainkan perlu juga dibenahi dari dalam dengan cara menyalurkan bakat-bakat terpendam para seniman kota. Namun, pemerintahan kota pada umumnya terlalu sibuk mementingkan urusan yang sekiranya dapat menghasilkan uang dengan cepat, yang jarang mendengan aspirasi-aspirasi dari rakyat. Saya juga mendoakan semoga upaya bapak dapat terwujud dalam membangun kota kendal. Amiin

Khairul Anam (3F)

Unknown mengatakan...

setelah saya membaca esay bapak yang berjudul "Membangun Kots dengan Seni" seharusnya pemerintah harus memperhatikan lebih serius para seniman seniman yang ada di kota tersebut karena dari seniman seniman tersebut muncul ide ide kreatif yang ingin memajukan atau memperkenalkan kota tersebut melalaui agenda agenda yang dibuatnya sperti festival festival yang di agendakan. dengan melalui sebuah seni kota akan semakin maju dan di kenal oleh banyak masyarakat sehingga dapat mengundang para wisatawan untuk datang ke kota tersebut untuk melihat festival festival yang di gelar di kota tersebut.sehingga dapat menambah penghasilan daerah.saya harapkan pemerintah memberi dukuntgan yang semaksimal mungkin sehingga seniman seniman tersebut dapat untuk mempersembahkan yang terbaik unuk kota tersebut



TAUFIK AGUS ARDIANSYAH 3F/15410276

Unknown mengatakan...

saya setuju dengan esai bapak yang berjudul "Membangun Kota Dengan Seni" karena sekarang ini banyak seni-seni yang ada di suatu daerah itu mulai dilupakan. diharapkan para seniman mulai mengajak generasi muda untuk melestarikan seni yang ada di daerahnya. dengan adanya seni yang khas di suatu daerah itu dapat meningkatkan kepopuleran serta perekonomian daerah itu sendiri.seperti seni pertunjukan yang dapat menarik para penduduk dari daerah lain untuk datang dan seni rupa yang dapat dijadikan buah tangan yang khas yang ada di daerah itu sendiri.

Wahyu Danang Wicaksono [ 3D ]/15410171

malik mengatakan...

setelah saya membaca esai yang bapak tulis yang berjudul "MEMBANGUN KOTA DENGAN SENI" saya sangat kagum bahwa peran masyarakat sangat penting dalam membangun atau menjadikan kota ini lebih baik dan maju. saya sebagai warga kendal sangat bangga atas partisipasi peran masyarakat dalam memajukan kota kendal dengan kesenian. dengan adanya karnaval tahunan yang diadakan di kota kendal kemaren,saya jadi tahu bahwa kota kendal punya beragam kesenian yang cukup banyak dan juga bisa mengenal lebih dalam kesenian yang ada di kota kendal.




MALIK MAULANA IBRAHIM (3D)

Kedai kata-kata mengatakan...

Menanggapi postingan esai bapak yang berjudul "Membangun Kota Dengan Seni" saya sependapat dengan pendapat bapak yang menulis bahwa dalam membangun sebuah kota selain dari segi infrastruktur juga harus memperhatikan aspek sumber daya manusianya. Sebab, menurut saya sumber daya manusia yang berkualitas lebih berpengaruh besar dalam proses kemajuan sebuah kota. Sarana dan prasarana tanpa pengelolaan oleh sumber daya manusia yang mumpuni akan sia-sia belaka dan justru akan menguntungkan pihak luar yang ingin berkuasa di kota yang bersangkutan. Katakanlah Kota Kendal misalnya,pembangunan kawasan Industri Kendal dan Pelabuhan Tanjung Kendal bisa jadi menjadi bumerang bagi warga kendal sendiri jika warga kendal tidak memiliki SDM yang berkualitas. Pembangunan yang semestinya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat kendal justru akan dikuasai oleh pihak luar kendal. selain itu, seni juga berpengaruh dalam perkembangan sebuah kota sebab, seni hidup dalam setiap sendi kehidupan manusia dan manusia adalah objek yang menentukan sebuah kota.

Miftahudin (3F)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

setelah membaca Esai bapak "membangun dengan seni",saya ingin menyampaikan apa yang dapat saya tangkap.jika dilihat dilapangan membangun kota dengan seni mungkin hal itu hanya diberlakukan disebagian kota tertentu,karena pada umumnya untuk membangun sebuah kota menjadi lebih dikenali membutuhkan strategi yang besar,misalnya membangun sebuah tempat wisata ataupun tempat-tempat yang baru yang dapat mendatangkan banyak pengunjung sehingga dapat dikenali dengan adanya hal itu,Akan tetapi membangun kota dengan seni seperti apa yang disampaikan di esai bapak,benar adanya hal itu memang harus dikembangkan,apalagi di kota kendal sudah terdapat seniman-seniman yang mungkin bisa dikatakan keren,yang sudah ada komunitas didalamnya. untuk memperlancar hal ini memang pemerintah harus benar-benar bergegas menanggapi.

(Dewi Kusniatun Nita:3F)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Berdasarkan pembacaan esai yang Bapak tulis di atas dapat saya simpulkan jika kesenian di daerah Kendal semakin pudar karena beberapa sastrawan asli dari Kendal meninggalkan daerah kelahirannya dan kemudian membuat karya-karya keseniannya di tempat barunya. Bahkan cenderung melupakan daerah kelahiran untuk mengembangkan kesenian yang dimilikinya. Lalu dalam hal ini saya akan bertanya kepada Bapak apakah generasi muda yang pada dasarnya tidak memiliki bakat seni dapat mempertahankan kesenian di kota tersebut dan bagaimana caranya? Saya sebagai generasi muda yang masih belum bisa memperkenalkan kesenian di daerah asal saya ingin mengetahui hal tersebut karena saya merasa belum memiliki bakat seni untuk menunjang mengembangkan kesenian di daerah saya. Terima kasih.

(Lilis Fitriasari 3F)

Nurinnuzulia mengatakan...

Nurin Nuzulia (3F)
Saya setuju dengan esai bapak mengenai "Membangun Kota dengan Seni" para seniman seakan begitu mengabaikan kota kelahirannya dan memilih untuk tinggal di kota orang. Para seniman hendaknya memberikan inspirasi yang teladan bagi generasi penerusnya agar tetap mencintai tanah kelahirannya dan berusaha menlestarikan seni budaya yang ada. Sehingga seni dan budaya yang ada di kota kelahirannya tetap lestari dan terjaga.

Nurin Nuzulia (15410237)

Unknown mengatakan...

saya kagum dengan artikel yang bapak buat ini. saya kira kita harus kritis dalam menanggapi hal-hal yang sederhana namun berdampak besar, contohnya permasalahan yang bapak uraikan dalam esai Bapak yang berjudul "Membangun Kota Dengan Seni". bagi saya, sebuah kota tidak akan terasa hidup tanpa kehadiran seniman. merekalah yang menghidupkan nuansa keindahan pada suatu daerah. itulah sebabnya pemerintah harus mengapresiasi hal tersebut dengan diadakannya sebuah festival seni tahunan atau pementasan dan semacamnya agar para seniman memiliki wadah untuk berkarya dan bukan malah acuh sehingga para seniman hijrah ke tempat lain untuk mengembangkan kreatifitasnya. sekian dan selamat malam. salam budaya!

Desmira Margi Utami (3F)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Tasawuf Seni para Kyai
Menanggapi postingan esai Bapak "Membangun Kota Dengan Seni" saya sepaham dengan isi dari esai yang bapak tulis. Perkembangan kemajuan sebuah kota memang tanggung jawab kita bersama, namun pembangunan kota itu sendiri tidak harus selalu melalui infrastruktur yang memadai saja namun juga perkembangan sebuah seni harus juga diperhatikan karena senilah yang menjadikan ciri atau kultur sebuah kota. di sini saya ingin membahas bagaimana sebuah seni bisa digunakan dalam membangun jati diri sebuah kota atau bahkan negara. kalau kita mau menengok sedikit kebelakang mengenai sejarah bangsa ini atau mungkin perkembangan agama tentunya tidak terlepas dari seni. sebut saja mantan presiden ke 4 RI KH Abdurrahman Wahid bagaimana beliau bisa menyelamatkan bangsa dari kepemimpinan yang otoriter dan terpuruknya politik negara dengan arifnya dan itu semua dimulai dari beliau menjadi ketua dewan kesenian jakarta. dalam bidang agama tentunya perkembanganya tidak jauh dari seni, siapa yang tidak mengenal Kanjeng sunan Kalijaga seorang Waliyullah yang sangat dekat dengan kesenian. banyak produk-produk kesenian yang telah beliau hasilkan contohnya cerita pewayangan, baju-baju adat, dan budaya-budaya lokal. tentunya lewat syiar kesenian itu lah kanjeng sunan kalijaga bisa mengangkat derajat tidak hanya kota tetapi juga ras Jawa yang sudah sangat melekat pada beliau. pada era modern ini tentunya ada juga seorang guru bangsa yang berjuang melalui seni. beliau adalah KH Ahmad Musthofa Bisri, siapa yang tidak mengenal beliau. bagaimana kyai yang sangat karismatik ini bisa mendamaikan bangsa ini melalui karya-karya seninya. cerpen-cerpen atau pun puisi dari seorang kyai yang akrab dipanggil gus mus ini memang sudah bisa merasuk dalam hari seluruh rakyat indonesia. begitulah kiranya seni. seni memang sangatlah luar biasa bagaimana perkembangan, kedaiman negara dan kedaimaian umat di negeri ini bisa ditentukan oleh karya seni. semoga para pejuang-pejuang kita ini bisa lebih lagi membangun bangsa yang damai dan sentosa sehingga terwujudnya keutuhan NKRI. Aminn


Singgih aji prasetyo (3F)

Isa Surya Aji mengatakan...

Menanggapi esai yang bapak publikasikan dengan judul "Membangun Kota dengan Seni" saya sependapat dengan bapak bahwa seni bisa menentukan nasib sebuah kota. Setelah saya membaca secara keseluruhan esai bapak saya tertarik dengan bagian yang menjelaskan tentang generasi patah-patah. saya mencoba merenungkan mengenai generasi patah-patah yang bapak tuliskan di esai ini, dan dalam benak saya timbul pertanyaan mengenai hal ini.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini generasi muda telah terserang "virus kekinian" yang notabenenya lebih mendewakan budaya dan kesenian barat seperti gaya hidup yang glamor, DJ, konser-konser ala barat, maupun seni kebarat-baratan lainnya daripada seni asli miliknya sendiri. Hal ini dapat membuat kesenian menjadi tersisihkan dan memperlangka adanya penerus yang kelak akan menjadi seniman maupun peminat kesenian yang sesungguhnya. Padahal generasi muda adalah penentu berkembang atau tidaknya suatu kesenian.
Yang ingin saya tanyakan adalah. Bagaimana tanggapan bapak mengenai perihal yang saya jelaskan di atas? Dan kira-kira strategi apa yang bisa bapak sarankan untuk kami orang-orang yang masih peduli akan hal ini untuk membuat generasi muda menjadi tertarik dan lebih melirik keseniannya sehingga seni dapat bangkit dan menjadi suatu pengaruh positif sebagai pendongkrak perkembangan kota yang kami tinggali. Sebelumnya saya minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata. Sekian dan terimakasih

Isa Surya Aji (3F PBSI)

Unknown mengatakan...

Saya sependapat dengan esai karya Bapak Setia Naka Andrian yang berjudul "Membangun Kota dengan Seni" karena, dalam pembangunan sebuah kota tidak hanya berupa infrastrukturnya saja. Akan tetapi juga memperhatikan dan mengimbangi sumber daya manusia dalam sebuah kota. Sebab sebuah kota akan memilik daya tarik dan keindahan tersendiri, apabila sebuah kota memiliki karya seni yang dapat membanggakan kota tersebut.
Pemerintah seharusnya mampu memberikan wadah bagi para seniman kota tersebut untuk meluapkan karya-karya yang dibuat oleh seniman kota tersebut. Sebab, sebuah kota perlu mempunyai kesenian yang dapat dikenal masyarakat dan menjadi sebuah ciri dari kota tersebut. Apabila kota mempunyai seni, diharapkan dapat memajukan kesejahteraan seniman-seniman dan masyarakat sekitar.
Jika memang pemerintah dan dinas-dinas terkaitnya sangat mustahil mensukseskan kesenian di kota, maka peran serta anak muda dan kelompok-kelompok seniman dalam mewujudkan kota harus gencar, giat, semangat dan tidak mudah putus asa dalam memperjuangkan dan memperkenalkan kekayaan yang ada di kota.

Dhini Huda Chasanati (3D)

Davi Ulkhasanah mengatakan...

Mennggapi postingan esai Bapak Naka "Membangun Kota dengan Seni" saya sepaham dengan isi dari esai yang bapak tulis, yaitu bisa dipungkiri manusia sepanjang hidupnya tidak bisa dipisahkan dengan seni, karena seni adalah bagian dari kehidupan manusia yang sama pentingnya dengan kebutuhan primer. Dengan keinginan membangun kota dengan seni menjadiksn kota terebut tidak akan punah dari kesenian dan kita harus melestarikan kesenian tersebut agar kesenian pada generasi yang mendatang bisa berkembang dan tidak punah. Membangun Kota dengan Seni tidak terpacu dengan adanya infrastruktur dalam kota, namun perkembangan sebuah seni harus juga diperhatikan karena senilah yang menjadikan jati diri kota tersebut. Tanpa seni bagaikan hitan putih tetapi dengan adanya seni menjadikan kota tersebut lebih hidup dan berwarna.
Davi Ul Khasanah
3f

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum, setelah membaca esai berjudul Membangun Kota dengan Seni yang ditulis oleh Pak Setia Naka, saya menjadi tergerak untuk ikut menyuarakan kekalutan yang ada di hati dan fikiran saya.

Saya merupakan seseorang yang cukup menyukai seni, diantaranya seni tari (khususnya tari tradisional). Kekalutan yang selama ini saya rasakan yaitu muda-mudi sudah banyak yang tidak menghiraukan bahkan meninggalkan seni-seni daerahnya. Banyak generasi sekarang yang lebih memuja-muja seni Internasional dibandingkan seni daerahnya, walaupun itu tidak salah akan tetapi nampak miris. Sebagai generasi yang seharusnya meneruskan dan menjadi pewaris kekayaan bangsa seharusnya generasi muda Indonesia lebih mengidolakan dan melestarikan seni dari Indonesia. Pelestarian seni ini seharusnya turut didukung oleh pemerintah. Keseriusan pemerintah membangun kota seharusnya tidak hanya berpusat pada pembangunan infrastruktur tetapi harus ada pendukungnya yaitu melalui seni yang di lestarikan oleh generasi muda.

Saya berharap pemerintah Indonesia lebih melek dengan seni sehingga seni lebih dihargai, kota lebih bisa maju, negara juga akan menjadi kaya dengan alat seni. Jika seni di rawat dengan baik maka saya yakin seni itu bisa mendatangkan banyak penghasilan bagi masyarakat dan juga negara karena turis domestik maupun turis mancanegara akan tertarik untuk menikmati seni tersebut. Terima kasih, wassalamualaikum.





SHELA ARU AUDIVYA (3F)

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum, setelah membaca esai berjudul Membangun Kota dengan Seni yang ditulis oleh Pak Setia Naka, saya menjadi tergerak untuk ikut menyuarakan kekalutan yang ada di hati dan fikiran saya.

Saya merupakan seseorang yang cukup menyukai seni, diantaranya seni tari (khususnya tari tradisional). Kekalutan yang selama ini saya rasakan yaitu muda-mudi sudah banyak yang tidak menghiraukan bahkan meninggalkan seni-seni daerahnya. Banyak generasi sekarang yang lebih memuja-muja seni Internasional dibandingkan seni daerahnya, walaupun itu tidak salah akan tetapi nampak miris. Sebagai generasi yang seharusnya meneruskan dan menjadi pewaris kekayaan bangsa seharusnya generasi muda Indonesia lebih mengidolakan dan melestarikan seni dari Indonesia. Pelestarian seni ini seharusnya turut didukung oleh pemerintah. Keseriusan pemerintah membangun kota seharusnya tidak hanya berpusat pada pembangunan infrastruktur tetapi harus ada pendukungnya yaitu melalui seni yang di lestarikan oleh generasi muda.

Saya berharap pemerintah Indonesia lebih melek dengan seni sehingga seni lebih dihargai, kota lebih bisa maju, negara juga akan menjadi kaya dengan alat seni. Jika seni di rawat dengan baik maka saya yakin seni itu bisa mendatangkan banyak penghasilan bagi masyarakat dan juga negara karena turis domestik maupun turis mancanegara akan tertarik untuk menikmati seni tersebut. Terima kasih, wassalamualaikum.





SHELA ARU AUDIVYA (3F) PBSI

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wr.wb

Saya setuju dengan pendapat bapak, kota dapat berkembang berawal dari seni. Seni dapat membuat daya tarik masyarakat luar untuk berkunjung. Jepara baik dalam bidang pariwisata namun sulit berkembang dalam bidang kesenian. Berbagai pentas seni pada saat ini jarang di temui di daerah jepara, seperti wayang kulit dan tari-tari tradisional. Dengan diadakannya kegiatan tersebut padahal banyak masyarakat dari luar Jepara yang berkunjung untuk melihat pertunjukan tersebut. Namun sekarang hanya dapat di jumpai di acara tertentu. Pada esai yang bapak tulis, bapak mengatakan bahwa seni dapat membuat kota maju, menurut saya itu sangat benar karena
jika kota tanpa seni dan ciri khas, kota tersebut tidak akan maju. Contohnya Kota Jepara yang terkenal karena seni ukirnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Nilna Zakkiya 'Azmi (3D) PBSI

Laily Nur Hafidlah mengatakan...

Saya setuju mengenai esai "Membangun Kota dengan Seni" kalau memang Kota Kendal mau dibangun jangan pernah kita lupa yang di namakan kesenian, karena kesenian itu sudah ada sejak dulu dan harus dilestarikan serta diturun-tenurunkan ke anak cucu kita, jangan pernah hilang kesenian di Jawa. Semoga saja orang-orang Kendal khususnya bisa mengerti dan mengenali apa yang dinamakan kesenian. Sehingga seni Kendal bisa dikenali kesemua kota.

Laily Nur Hafidlah (3D)

Unknown mengatakan...

saya setuju dengan apa yang disampaikan bapak. membangun kota dengan seni memang bagus, yaitu agar kota-kota terpencil di daerah dapat dikenal. tidak hanya kota-kota besar yang sudah banyak dikenal orang-orang. untuk itu diperlukanya seni untuk membangun kota tersebut. untuk itu pemerintah seharusnya lebih bisa teliti lagi untuk daerah-daerah kecil yang kaya akan seninya dan pemerintah juga harus bisa mengangkat seni-seni yang memang sudah jarang ada di daerah-daerah terpencil tersebut.

Arum Honey Ayu Anggrainy (15410259)

Unknown mengatakan...

Setelah saya membaca esai bapak yang berjudul “Membangun Kota Dengan Seni” yang berisi hilangnya Seni dikota Kendal, menurut pendapat saya seni harus dibangun sejak dini yaitu saat duduk dibangku sekolah baik SD,SMP,SMA dengan menambahkan jam pelajaran atau menambahkan di jam extrakulikuler dengan seni baik seni tari,seni musik,seni rupa maupun seni yang lainnya agar sejak dini kita mempunyai jiwa seni dengandemikian pada masa yang akan datang dikota tersebut banyak muncul seniman-seniman dan seni tidak akan punah . Untuk pemerintah seharusnya mereka menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang dan baik untuk memfasilitasi seniman diKendal tanpa ada fasilitas yang baik seniman tidak bisa menyalurkan ide,kreatifitas,ekspresinya secara maksimal.

Dwi Setyono (3F)

Unknown mengatakan...

Menurut saya apa yg di ceritakan oleh Pak Naka dalam esai ini sangat benar. Kesenian tradisional terutama yg ada dalam suatu kota atau wilayah merupakan cerminan kota tersebut. Jika suatu kota masih memiliki kesenian tradisional di dalamnya berarti masih menghargai budaya daerah tersebut. Dengan kesenian yang fi jaga tersebut padahal bisa membantu perekenomian daerahnya. Misalnya setiap hari tertentu atau dalam acara tertentu kesenian tersebut ditampilkan maka para wisatawan akan merasa tertarik dan kembali ke kota kita.
Novia Widyasari 15410168 3D

megaaulia mengatakan...

Saya setuju dengan apa yang di sampaikan Setia Naka Andrian dalam esai "Membangun kota dengan seni". menurut saya pemerintah seharusnya tidak hanya sibuk dengan pembangunan kota tetapi juga perlu memperhatikan seni di sekitar daerahnya seperti seni musik tradisonal dan yang lainnya,jika pemerintah mendukung dengan kegiatan seperti itu menjadikan generasi muda juga ikut serta dalam membangun kota dengan kesenian yang di gemari seperti main band untuk anak anak muda yang suka bermain musik, anak-anak muda jadi ada kegiatan yang positif dengan mengadakan iven-iven atau perlombaan musik yang diselenggarakan kota tersebut.
Mega.A. 3D

meidanta mengatakan...

seni sekarang banyak yang disalahgunakan sebagai ajang untuk memperoleh keuntungan bagi sebagian perorangan, adanya beberapa kendala yang mungkin ada adalah bagimana kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kota berdasarkan seni, baik tua maupun muda