Setia Naka Andrian

Manusia yang sehat adalah manusia yang mau berpikir dan memikirkan. Berpikir untuk menang dan memikirkan agar yang lain tidak kalah. (SNA)

Label

  • Berita
  • Cerpen
  • Esai
  • Opini
  • Puisi
  • Ulasan Karya

Selasa, 23 Mei 2017

Jagat Leluhur dalam Peribahasa Nusantara (Derap Guru, Mei 2017)


Diposting oleh Setia Naka Andrian di 08.34 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Ulasan Karya

Ikhtiar Wirausaha Bagi Mahasiswa (Derap Guru, Mei 2017)


Diposting oleh Setia Naka Andrian di 08.31 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Esai, Opini
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Profil Setia Naka Andrian

Foto saya
Setia Naka Andrian
Lihat profil lengkapku

Jejak Nalar Puitik

  • ►  2024 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2019 (16)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2018 (11)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2017 (32)
    • ►  November (5)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ▼  Mei (2)
      • Jagat Leluhur dalam Peribahasa Nusantara (Derap Gu...
      • Ikhtiar Wirausaha Bagi Mahasiswa (Derap Guru, Mei ...
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2016 (26)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (41)
    • ►  Desember (12)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
  • ►  2012 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (3)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2009 (1)
    • ►  Februari (1)

Labels

  • Berita
  • Cerpen
  • Esai
  • Opini
  • Puisi
  • Ulasan Karya

Popular

  • Film dan Ikhtiar Kesadaran Kolektif (Tribun Jateng, 5 Agustus 2017)
    Film dan Ikhtiar Kesadaran Kolektif Oleh Setia Naka Andrian Salim Said dalam bukunya Profil Dunia Film Indonesia (1982) mengisahkan ...
  • Puisi Setia Naka Andrian (Suara Merdeka, 9 April 2017)
    Zikir Mimpi Berzikirlah kami, di tepi sungai yang tak berair lagi Berzikirlah kami, di tepi kening yang tak bergaris l...
  • Menimbang (Ketiadaan) UN (Wawasan, 14 Desember 2016)
    Menimbang (Ketiadaan) Ujian Nasional Oleh Setia Naka Andrian Saya masih ingat betul, betapa ketakutannya diri saya ini ketika kali ...
  • Puisi Setia Naka Andrian (Suara Merdeka, 26 November 2017)
    Menulismu Adalah menulismu adalah puisi di dalam lekuk pipi yang tiba sesaat selepas aku malu-malu berselancar lemas di...
  • Membangun Kota dengan Seni (Tribun Jateng, 10 September 2016)
    Membangun Kota dengan Seni Oleh Setia Naka Andrian Nasib kota sebuah kota tentu menjadi tanggung jawab bersama. Tidak melulu urusan...
  • Prof. Eko, Leiden, dan Remedi Morfologi
    Oleh Setia Naka Andrian   Barangkali, setelah Kendal kota kecil tempat lahir dan tinggalku itu, Leiden inilah kota selanjutnya yang sangat k...
  • Puisi Setia Naka Andrian (Majalah Basis, 1 Februari 2017)
    Mimpi Buruk Seburuk apa mimpi yang kita rindukan Tidur yang belum pulas Atau terjaga yang tak kunjung reda dihabisi kelaparan ...
  • Rendra, Ziarah Kata dan Doa (Republika, 9 Oktober 2016)
    Rendra, Ziarah Kata dan Doa Oleh Setia Naka Andrian Agustus lalu, tepat tujuh tahun meninggalnya W.S. Rendra, penyair Si Burung Mer...
  • Pengakuan Kecil
    Saya terlahir dari keluarga dan lingkungan yang jauh dari dunia sastra. Saya tidak tahu apa itu puisi, makanan apa sih puisi? Terbuat dari ...
  • Ke Eropa, Berkendara Kata (1)
    Sama sekali tak saya sangka sebelumnya. Sungguh, bahwa kata-kata menjadi kendaraan utama yang mengantarkan saya hinggap ke mana...

Kerabat

  • Arafat AHC
  • Bengkel Mime Theatre
  • Diksicantik
  • Dizket Major
  • Furry Setya Raharja
  • Lembah Kelelawar
  • Teater Nawiji
  • Widyanuari Eko Putra

Sahabat

Menu

Slider

Label 2

Label 1

Review

Keep Rock 'N Roll

Keep Rock 'N Roll

jalan2 dip panggung honda 231208

jalan2 dip panggung honda 231208

ndingklukukluk231208

ndingklukukluk231208

nezandria

nezandria

menyapapenonton

menyapapenonton

aku, ibu, mas basier

aku, ibu, mas basier

ndingklukkenapa??

ndingklukkenapa??

maling sertifikat

maling sertifikat

penghayatanbermusik02

penghayatanbermusik02

naka, lia dan pendhi

naka, lia dan pendhi

rock in red

rock in red

naka melamun

naka melamun

naka maling piala

naka maling piala

penghayatanbermusik01

penghayatanbermusik01

naka nyanyi

naka nyanyi

suportku oleh: Apito Lahire

BAGUS…

TABRAK…

KIRIM….

CUEK…!!!

PASTI TEMBUS….

MELETUS….!!!

JANGAN KEMENTHUS….

ENTAR MAMPUS…

JADI KAKTUS SULIT DIURUS KURUS….

P.E.N.Y.E.S.A.L.A.N:[bukan jalan]

in memorian 260808
Naka Andrianez

11:13 PM

Ketika semua tak berpikir dan tak merasakan. Sesungguhnya betapa dalam yang kupikirkan dan terlalu besar yang kupertaruhkan. Kesal, sesal dan semakin menyesal jalur itu kulalui. Betapa bodohnya diriku jika tetap berdiri menyangga beberapa diantara mereka yang hanya santai-santai menikmati rokok dalam lamunan. Sedangkan diriku berlari, berkeringat dan berkejar-kejaran dengan beberapa kendali kuda yang tak masuk akal. Tapi kuyakini kenyataan itu. Walaupun itu hanya sekedar mimpi. Tapi semua itu kan kukejar. Terus berkejar-kejaran dengan penuh aksi. Membawa misi yang pasti serta menggenggam butiran emas hitam kecoklatan. Dengan harapan nyata dan hayal berbaur hingga membentuk sejarah yang kaya akan pemikiran.

Kokoh kadang menjadi rapuh. Rapuh berpegang kokoh kalanya mampu meruntuhkan beribu kokoh. Karena kokoh-kokoh yang menghadang hanya bermodal tampang dan hanya menghayal tanpa melakukan. Mengindahkan yang menang dengan tanpa berfikir bagaimana keringat kemenangan ataupun keberhasilan itu bisa tercapai. Dan ketika disuguhkan, hanya dipandang sebelah mata dan memilah-milah layaknya lelaki penjajah wanita yang berkeliaran pada lokalisasi. Berlagak teratas dengan penuh gaya rockstar papan atas. Padahal pada kenyataannya hanyalah seekor kera yang dipuja saat mampu menyoret-nyoret kertas menirukan alunan majikannya melukis masa depan.

Semua itu hanya setan. Bagaimana bukan setan, bila manusia yang bernyanyi-nyanyi diatas keringat saudaranya. Mereka berteriak lantang dengan menjiplak naskah pencipta dan mengolok-oloknya setelah yang mendengar pada mengamuk dan meludahinya. Dia cepat-cepat mengambil kobokan dan lari dengan kencang mengitari naskah kebobrokan tadi. Tapi saat penghormatan datang, dia duduk dibarisan paling depan dan meminta haknya sebelum yang benar-benar punya hak mendapatnya. Hingga yang sesungguhnya punya hak ditendang. Bahkan hilang tanpa mendapatkan hak yang sesungguhnya.

Bedebahkah aku atau biadabkah mereka?

Yang selalu aku dirasa mereka tak berkeringat. Akankah tiada harga cucuran keringat panjangku. Tapi aku yakin semua ini adalah jalan. Ketika benar, saat itu aku hanya bisa diam, sabar dan mengalah.

Mungkin esok semua itu adalah jawaban. Kelak hayal dan impian itu mekar, ketika teringat mereka yang hanya berdendang menikmati asap penuh hayal yang tak kunjung usai kemana asap itu terbang. Dan yang terbelenggu hanyalah P.E.N.Y.E.S.A.L.A.N.







Tak ada anjing yang berteriak najis ketika anjing yang lainnya menjilat kotoran manusia. Terus bagaimana bila sang manusia menjilat kotoran manusia???

Apakah layak sang manusia itu disebut anjing???

Anjing adalah binatang. Dia merupakan mahluk hidup yang tentunya memperoleh hidup. Dia diberi nyawa oleh Tuhan, diberi kehormatan oleh-Nya untuk menginjakkan kaki di bumi. Tapi mengapa kok dimusuhi??????

Dibilang haram dan sangat dibenci??????

Mungkin karena anjing adalah hewan yang selalu menjulurkan lidahnya????????????????

temen2 finalis 20 besar g-Mag Presents Telkomsel Writing Awards 2009 - Cerpen Asik

Sabtu, 2009 Februari 07

Finally...!

Akhirnya, ini dia daftar finalis g-Mag Presents Telkomsel Writing Awards 2009 - Cerpen Asik dan g-Mag CoverStar 2009 yang akan berlaga di malam resepsi Gradasi 9th Anniversary Nite di Amartapura Ballroom, Hotel Grand Candi Semarang, hari Sabtu 14 Februari 2009 nanti.

Cerpen Asik

“Senyumku Mengandung Duka”

Oleh Vrere Rima (Kudus)

“Gothic Vs Lolita”

Oleh Haru Uzuki (Semarang)

“Alena”

Oleh Nurul Saepul (Bandung)

“Senja Terakhir”

Oleh Renie Sukmawati (Kabupaten Magelang)

“Terimakasih ‘Mas Beni’”

Oleh Intisaniyah Aswaebah (Temanggung)

“Maya Daya”

Oleh Saepul Rizal (Bogor)

“Tujuh Belas Terakhir”

Oleh Susliana Septiani (Batam)

“Bapak”

Oleh Fitriani Kurniatun Chikmah (Pemalang)

“Bila Bulan Jatuh Cinta”

Oleh Agung Ika Putri MN (Semarang)

“Abah”

Oleh Faela Sufa (Kudus)

“Ibu… Maafkan Aku…”

Oleh Maria Ulfa (Malang)

“Surat Buat Ayah”

By Vie’s (Batang)

“Hanna Fachrunnisa (Fatihah Cinta)”

Oleh Siti Mutmainah (Banyumas)

“Ketika Amidz Menjadi A, M, I, D, dan Z”

Oleh Flo (Purbalingga)

“Puppy Love”

Oleh Fransiska Wuri (Kudus)

“Door..!”

Oleh Dede Suprayitno (Purworejo)

“Bukan Jelmaan Adam”

Oleh Naka Andrianez (Kendal)

“Terlalu Pagi”

Oleh Novita Nur Endah Puspita Dewi (Klaten)

“Anak Kost Tobat”

Oleh Sayida Sha (Surakarta)

“But I Can’t Give You a Reason”

Oleh Dini Hajarrahmah (Kudus)

tentang cerpen KERLIP LANGIT PUTIH, naka andrianez, oleh Apito Lahire, via sms:


“deskripsi kalimat-kalimatmu puitis.. .

namun, setting cerita masih sangat mengambang…

dimana aku, kau?

konflik belum mencapai klimaks…

aku tangkap cuma permainan opini,

visualisasi yang hanya bermain di wilayah bunyian…

kamu baca ulang lagi dan padatkan lagi sampai kerlip putihnya tampak di langit”


dijawab naka andrianez, via sms juga, hehe:


“oke…makasih…entar coba tak renungkan lagi…

sebenere aku pengin orang lain menginterpretasikan lain dari apa yang kumaksudkan…

aku ingin pembaca punya penafsiran yang berbeda-beda… gitu….

tapi mungkin belum nyampe ya kang??”


masamuda

masamuda

pengumuman FTI

MBAK OLIF FEDERASI TEATER INDONESIA

085280383999.

251208. 09.56 a.m


pesan sms buatku atas pertanyaanku tentang pemenang kepenulisan naskah drama FTI.


“Pemenang utama Alimuddin dari Aceh.

Lima pemenang terbaik:

Abdul Halim dari Ciamis,

Benny Yohanes dari Bandung,

Agus Noor dari Yogyakarta,

Ibed Surgana Yuga dari Yogyakarta, dan

Luky HW dari Surabaya”.



tenyata aku tidak lolos….

hik…hik…hik….hik….


tapi tak apa….

tetap semangat!!!

tetap menulis…!!!


suatu saat pasti…

tunggu karya2ku…!!!!!



sarangkatahati, 310109, 03.16 p.m

saranku

saranku:


perjuangan itu tulus, jujur, ikhlas, bukan semata emosi, kemaki dan sok milih-milih…

dan yang terakhir perjuangan itu dari “nol”…

terus yang lebih utama dari perjuangan haruslah dilandasi doa orang tua yang tulus karena kita hormati mereka…

juga perjuangan haruslah dilaksanakan, bukan hanya diomong-omongkan saja…

ingat, kita semakin lama mau nggak mau semakin tua,

dan beban hidup semakin menggencet dan bersikeras melukai diri kita…


(ini hanya saran, nggak perlu dipikirkan,

tapi kalau mau dipakai nggak apa-apa).



sanggargema, 010209, 11.37 p.m

naka bicara

naka bicara

masa kecil "ingin kembali ke masa kecil lagi"

“aku ingin kembali kemasa kecilku dulu

aku ingin bersih suci seperti dulu”



itulah sebuah penggalan lagu dari “SLANK”


ketika bersaksi masa kecil adalah masa yang suci, bersih, polos, lugu, jujur dan apa adanya… kayak naka…. hehehe….



just take it easy!! piss!!!!

nakamerenungdalambermusik01

nakamerenungdalambermusik01

setia naka andrian

setia naka andrian

naka kecil mengenal sound "sangat sederhana"

naka andrianez terlahir dan dibesarkan dari sebuah keluarga yang sederhana,

dengan tradisi yang sederhana, tanpa banyak harta, tapi penuh realita yang patut seorang naka menjadi berbangga kepada keluarga yang telah membesarkannya.


nampak sebuah sound sederhana dan sangatlah sederhana yang membantu sang naka mengenal musik, mengenal berita-berita dari sebuah radio yang mendayu-dayu telinga setiap pagi, walau pun terkadang sang naka belum mampu menangkap maksudnya…

hehehehe….


itulah naka…

sejak kecil sudah bergelud dengan “SOUND”…

maka tak salah kalau besar sekarang gandrung dengan yang namanya “MUSIK”…

“KEEP ROCK IN”….!!!!


saat itu, naka masih nongkrong pada bangku kelas 1 (satu) sekolah dasar, kira-kira masih berumur enam-tujuh tahunan, dan hinggap pada tahun kira-kira….. kalau nggak salah sekitar tahun 1996-an.


dalam anganku masih teringat begitu jelas, saat kuterjangkan ingatan pada masa itu.

saat itu aku hendak berangkat ke sekolah, tepatnya di SD N Penjalin yang terletak di pinggir sungai aji di desa Penjalin, Kec. Brangsong, Kab. Kendal, Jateng…


disitulah aku mulai mengenal huruf, mulai menghafalnya, walau pun sebenarnya aku sudah lebih mengenal dan mungkin malah sudah menghafalnya jauh-jauh hari saat aku masih nongkrong di bangku taman kanak-kanak (TK Dahlia Sidorejo), tapi ya saat SD mau nggak mau juga mungkin masih dalam proses pengembangan mengenal dan menghafal huruf-huruf itu, hingga merangkaikannya menjadi sebuah kata-kata, menuju kesebuah kalimat, paragraf, dst.


hingga berlanjut terus menerus hingga menjadi sebuah goresan-goresan naka andrianez seperti sekarang ini…. hehehehe….




nakamerenungdalambermusik02

nakamerenungdalambermusik02

dizketmajor.blogspot.com

dizketmajor.blogspot.com

kerlip langit putih

kerlip langit putih

rintik itu terlalu merdu
menyapu gelombang, mengemban pasir menyeret ke tepi
sejenak mengalun membasahi tubuh
terdengar syahdu,
melambai lautan dan para penjaring pandang
kehadirannya begitu nyata,
menggaris makna di depan barisan muda
mereka terpinggir,
bertengkar dibawah kerlip langit putih,
tak sebiru laut atau pun gunung…

diantarasanggargemadansarangrahmatullah,030109,dinihari

naka terlukis dalam sejarah

naka terlukis dalam sejarah

kitabpedomanbahasaindonesia

kitabpedomanbahasaindonesia

sajak satu

sajak satu


kita ada bukan karena keistimewaan
kita tercipta bukan karena catatan amal
kita bernyanyi bukan pengaruh malaikat dan setan
dan kita berkarya
bukan semata karena kehendak Tuhan

karena kita adalah penghuni alam ketiadaan
dan mengabdi pada kesetiaan yang abadi
kita tidak akan pernah mati
sebelum kita membunuh diri kita sendiri
karena kita bernaung disepanjang generasi
diantara cahaya gelap dan terang
dari mulai kita menghirup udara
hingga nanti kita terinjak-injak
tak berdaya dalam liang kuburan

kita menangis bukan karena kekalahan
kita tertawa bukan karena kemenangan
karena kemenangan bukanlah jalan kebenaran
karena kekalahan
suatu saat akan mencabik dan menggilas diri kita
mata kita akan menangis dengan cucuran darah
hidung kita akan dibodohi aroma ibadah
telinga kita akan tersumbat kerikil amarah
dan mulut kita akan terbungkam kotoran dan nanah

terus apa yang harus kita lakukan?
apakah kita hanya merintih dan memohon kepada Tuhan
apakah kita hanya berdiam diri
seperti orang yang kehilangan pekerjaan
apakah kita harus saling menyalahkan,
saling menentang, saling mendendam
dan saling beradu kewibawaan…

bukan itu saudaraku…
kita harus bersatu, berbaur dan berpadu
kita singkirkan penghalang pandangan kita
bernyani dan menari bersama,
menangis, bersedih dan bergembiralah bersama
lewat lantunan irama kita ciptakan karya…

nakamemulaikembaliaksibermusik

nakamemulaikembaliaksibermusik

alamdesakupenuhkarya

alamdesakupenuhkarya

alamdesakupenuhkedamaian

alamdesakupenuhkedamaian

andi ussiels

andi ussiels

keluarga negeri topeng

keluarga negeri topeng

nakaandpentulum

nakaandpentulum

naka artistik negeri topeng

naka artistik negeri topeng

suara dansa wanita jawa

suara dansa wanita jawa

satu per satu kuadukan risauku pada ruang kecil
diantara nama-nama besar yang pernah kubaca dalam buku-buku sejarah

tempat yang tak terlalu indah
hanya dengan sinar pagi dan kanvas kosong sisa lukisan sore itu

dengan nyanyian suara dansa wanita jawa yang terlalu merdu
tentang ingatanku ketika pertama kau teteskan embun tepat diantara celah kerdipku

kaulah yang terlalu membawaku lari
membentangkan cahaya diantara sinar-sinar yang pernah menghujani perasaanku

sanggargema,150109,05.36

anggi

sajak anggi, seorang mahasiswa satu jurusan denganku di kampus tercinta ikip pgri semarang,
yang pada malam itu 190109, 09.54 p.m, menghujaniku sebuah sajak yang bagiku cukup memukau,

“desir ombak menyapu tepian pantai,
jalannya air terhalang dinding batu,
tapi bersikeras tetap mengalir menuju ke hilir…”

katane penulise inilah artine:
“beratnya kehidupan seperti ombak,
menggulung, terhantam dan mengalir apa adanya…”


sajak yang menurutku cukup memukau, dengan sebuah tarian ombak dan nyanyian air beserta ucap “dinding batu” yang diantara mereka berbaur intens,

jika di gali lebih dalam lagi sajak anggi ini akan menjadi dahsyat, sedahsyat pukulan ombak yang bertubi-tubi menghantam dinding batu, bahkan siap menghantam batu karang yang menghadang…

inilah sebuah karya sastra, datang tanpa duga dan terucap kadang tak disangka…

maka berkarya sastra lah setiap saat bila ingin memberi arti sedikit pada dunia, pada alam tempat bunda membesarkan kita dan pada dedaunan serta rerumputan yang selalu setia mengayomi pandangan kita…

good luck…
selamat berkarya…!!!
terus berkarya dan terus gali imajinasimu…
imajinasi adalah ruang tanpa batas,
maka janganlah membatas-batasi imajinasimu,
liar dan teruslah liar menghujat-hujat semesta kata-kata, lautan mutiara kata yang sengaja tergenang disekitar kita,
“yang ternyata mereka menunggu kita”

mz.pai

sajak mas pai, malam2 tepat ditengah2 malam, tanpa sekat, kita terasa dekat karena tanpa jarak, kita semua adalah saudara yang terlahir dari rahim yang berbeda-beda tapi tetap juga “SAUDARA”

”malam ini aku mencari bintang diantara malam indah
aku berada dipinggir bising,
mencariku, sampai detik langkahmu aku selalu berharap
kapan kita bisa dalam satu janji suci”


apa sebenarnya yang kau maksud tentang tulisan? apakah semua tulisan itu puisi? dan apakah puisi juga punya nyawa yang bermaksud?
mau tahu jawabnya kunjungi saja dosen puisi, Ahmad Rifai…
karena aku bukan apa-apa dan tidak punya makna, seberapa pun aku terlalu murah, tapi karena murah aku suka terhadap kemahalan yang sering tertera berjajar dipinggir-pinggir dan sudut-sudut gang jalan buntu yang sempat kusinggahi tempo dulu waktu aku masih bercumbu dengan alur keadaan yang membeku.
dengan bergantung pada hujatan-hujatan yang kaku diantara pecahan beling-beling hasil karya-karyaku yang tergolong mbeling.
uh….sungguh mirip anjing…..
“MENGGONGGONG”

PERHATIAN!!!

ini semua bukanlah sebuah kritikan untuk mas pai,
ingat!!! ini semua bukan kritikan!!!
ini semua adalah ucapan dan respon saya ketika malam itu aku dikirimi sebuah puisi oleh mas pai, seseorang yang telah singgah dibagian dalam hidupku, dia tajam, tapi tak setajam kritikannya, dia cadas tapi tak sepedas kritikannya.
tapi dia gila, saat menyemangatiku “UNTUK TETAP SELALU BERKARYA”


aku adalah manusia buta yang terlahir diantara kubangan-kubangan tua tempat nenek dan kakekku dulu memadu harta,
teman dan sanak saudaraku adalah benih-benih cinta yang entah dari mana aku belum juga tahu,
karena semua adalah “KUASA SANG PENCIPTA (ALLAH SWT)”

INI TULISAN BUKANLAH “KOREK API”
JUGA BUKAN YANG TERDALAM DARI “RELUNG HATI”
INI JUGA BUKANLAH SEMACAM “JANJI”
KARENA AKU BELUM JUGA BERMAKSUD “BERHENTI”
SEHINGGA AKU MASIH SELALU BERUSAHA UNTUK MENULIS “YANG LEBIH BERARTI”

sarangkatahati,200109,07.43 a.m

kritikan p.jito

kritikan dari pak harjito via sms, 191208, 03.06 p.m:

“mengandung unsur religius dan cinta.
alur ceritamu agak dipercepat,
tokoh jangan terlalu sibuk dengan diri sendiri”

itulah, yang kuterima setelah cerpenku “HAYALAN PADANG TANDUS” ternobatkan menjadi juara 2 lomba kepenulisan puisi dan cerpen kajur dan hima pbsi ikip pgri semarang tahun 2008.
aku terima denga hangat dan sangat aku renungkan, oh…ternyata….

sungguh aku adalah manusia yang sangat beruntung,
berada diantara para kritikus-kritikus yang sangat menakjubkan,
kritikan-kritikan yang tak merobohkan,
melainkan mampu mengangkat menaraku seinchi lebih tinggi.

tapi mengapa harus ada kritikan?
haruskah kritikan ada?
hahahahahahaha…..

terimakasihku,
kuungkapkan sedalam-dalamnya untuk dosenku bapak harjito,

matur nuwun….


sarangkatahati, 200109, 07.58 a.m

dan ternyata aku egois

putih belang

itulah warnamu
duduk sambil menggerak-gerakkan telinga
entah apa yang dilihat
aku tak memahami
karena dia duduk sambil menggerak-gerakkan telinga
dan aku duduk sambil membaca buku

depansarangkatahati, 211208,15.36



barisan bunga

sementara mereka rapi
menghadap kedepan
memandang lurus menerjang

mereka mendengar
tapi diam membungkam ketakutannya

depansarangkatahati, 211208, 15. 57




melafal bintang

malam tiba-tiba berteduh
pada dedaunan yang dihinggapi kunang-kunang
menatap kuncup mawar
terbang melafal bintang-bintang

kampusikippgrismg,060109,03.02



Menara Jahitan

Sandiwara bukit pasir
Menaut arti pengorbanan
Mencoba berlayar
Lewat rakit kebanggaan

Gemetar peluh dadaku
Menyorot agung pendirianku
Tapi entah tiba-tiba larut
Tergoyah keluh
Dari ajang seribu maut

Hingga kokoh dan tegaknya
Merapuh nyaris binasa
Bila saat itu merapuh juga imanku
Kini mungkin kuterbaring di tanah layu
Tanpa bisa bertaubat hanya mengaku
Atas sejuta jahitan
Di bawah luka penokohanku

sarangkatahati,270206,16.56



bercengkrama dengan kiblat

Tuhan, siapa yang berdiri di depanku?
dia hamba-Mu atau dia pemimpinku?

dia berbaju bersih,
dan milikku lusuh di belakangnya
dia bersajadah mewah,
yang bisa lepas landas
dan membentangkan sayap ke telinga rumah-rumah

sebaliknya sajadahku berkarat
besi tua lapuk yang menanti pemulung
untuk bergegas menjualnya

bersaksi di belakang,
untuk menyembah…

sarangkatahati, 251208, 22.53

tentang lagu "perlindungan bulan bintang" yang kubuat malam tahun baru 2009

1 januari 2009, di kampus ikip pgri semarang tercinta,
di depan sanggar teater gema kebanggaan insane naka andrianez

terlahir:

lagu baru, di tahun baru, ini baru lagu, membarui laku, dan membenahinya untuk maju.

Inilah Persembahan Baru dari: Naka Andrianez



Perlindungan bulan bintang

Naka andrianez

010109

bulan bintang berikan perlindungan

pada diriku yang semakin tenggelam

entah malam,

entah hujan yang memberi kesejukan

gelap malam berikan ketenangan

pada syair cerita yang terbenam

tentang Tuhan,

tentang kerlip bintang dan pelukan bulan

kuucapkan perlahan

kuadukan pada-Mu Tuhan

kuungkap kunyanyikan

kupadukan nama-Mu Tuhan

Reff. Bulan bintang

Memberi jawaban

Atas kegungan Tuhan

Cahya terang

Segera bersinar

Dengan rahmat Tuhan




Inilah ungkapku, ketika kesunyian melampiaskan marahnya hanya kepadaku. Aku ketakutan dan hanya kamu pengobat takutku. Tapi mengapa aku selalu merindu, tentang apa dan mengapa hingga ada kesunyianku. Tapi aku bangga terhadap diriku sendiri, karena aku tak pernah sekali pun mau mengusik kesunyian itu.
Biarlah hanya kesunyian yang mengusikku. Biar hanya dia yang memeluk tubuhku. Kubiarkan walau semakin erat. Walau semakin dahsyat. Karena itu adalah mauku. Kemauan dan keinginanku adalah “AKU”. Bukan siapa-siapa…


Aku menulis lagu “Perlindungan Bulan Bintang” saat itu karena:

1. Aku merasakan keraguan akan keberadaan Tuhan.
2. Aku merasa perlindungan bulan-bintanglah yang lebih erat memeluk tubuhku.
3. Aku merasa kalau bulan-bintanglah yang mampu memberikan segalanya kepadaku.

dan ternyata:

4. Aku hanya dibodohi “Nafsu”
5. Aku menjadi budaknya.
6. Lalu aku pun segera tahu, ternyata tertipu.
7. Perlahan sadarkan diri, hilang “Nafsu”
8. Lalu aku bilang, mengucap dalam hati: “Oh, ternyata….”
9. Aku langsung bersujud,
10. Ketika semua terbuka dan terlihat jelas.
11. Bahwa ternyata Tuhan lah yang memberi semua itu.
12. Tuhan berada di belakang bulan-bintang.
13. Termasuk juga segala hal yang hinggap dan tinggal di alam.
14. Semua adalah kuasa Tuhan.
15. Manusia, alam, burung, bulan-bintang, bukan apa-apa…
16. Tak berarti apa-apa…
17. Di hadapan “Tuhan”





naka kecil di depan pintu

naka kecil di depan pintu

pengumuman g-mag present cerpen Asik 2009

Pagi hari sekitar pukul 10.23, Minggu: 11 Januari 2009.


Tentang kegembiraanku:

di warnet cangkring, diapit antara foto copy dan M-kios
setelah menerima E-mail dari gradasi_mag@yahoo.com:


Pengumuman Cerpen Asik
Jumat, 9 Januari, 2009 19:36
Dari:


Pengirim ini DomainKeys-nya telah diverifikasi
"wiwienwintarto"
Tambahkan Pengirim ke Kontak
Kepada:
naka_andrianez@yahoo.co.id

-----Berikut adalah Lampiran dalam Pesan-----
Salam.
Mewakili Panitia g-Mag Presents Telkomsel Writing Awards 2009 - Cerpen Asik, saya menginformasikan bahwa cerpen kamu yang berjudul "Bukan Jelmaan Adam" dinyatakan lolos masuk ke 20 besar finalis.
Selanjutnya, pengumuman juaranya akan dilakukan pada acara resepsi ultah g-Mag 9th Anniversary yang akan diadakan di Hotel Grand Candi Semarang, hari Sabtu 14 Februari 2009.
Karena 20 besar masuk ke buku antologi cerpen, maka diharap agar kamu segera mengirimkan via email softcopy (file) naskah cerpen kamu, selambatnya Rabu 14 Januari untuk keperluan
editing buku. Naskah bisa dikirim ke email ini atau ke gradasi_mag@yahoo.com.
Pemberitahuan ini juga sekaligus berlaku sebagai undangan untuk menghadiri acara resepsi g-Mag 9th Anniversary nanti. Adapun undangan resminya akan dikirim kemudian ke alamat
tempat tinggal kamu.
Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa kontak 024-76480185 atau ke hp saya di 088215054138.
Trims.

--
http://wiwienwintarto.blogspot.com
sor mejo no ulane...


Bapak, Ibuk, simbah, cerpenku lolos finalis 20 besar g-Mag Presents Telkomsel Writing Awards 2009 - Cerpen Asik…..


Bagiku merupakan sebuah kebanggaan dan kekagetan tersendiri. Aku merasa tidak mengira kalau cerpenku yang berjudul “BUKAN JELMAAN ADAM” bisa lolos dan ternobat sebagai finalis dalam “g-Mag Presents Telkomsel Writing Awards 2009 - Cerpen Asik”.
Yang katanya sang juara-juara akan diumumkan dalam acara resepsi ultah g-Mag 9th Anniversary yang akan diadakan di Hotel Grand Candi Semarang, hari Sabtu 14 Februari 2009.
Aku tak begitu mengharap gelar juara, bagiku ini sudah cukup. Masuk finalis 20 besar sudah merupakan anugerah terbesar bagiku yang hanya seorang penulis asal-asalan.


“BUKAN JELMAAN ADAM masuk finalis 20 besar dan akan dibukukan”


Aku merasa cukup. Sangat-sangat cukup. Baru kali ini cerpenku ada harganya dan dihargai orang lain. Dalam catatan sejarah Naka Andrianez, baru kali ini cerpenku diakui orang lain. Tentunya diakui oleh, bisa dibilang diakui oleh orang-orang besar di Semarang, Jateng, DIY dan Jatim.

Ini semua tidak akan kudiamkan begitu saja. Ini adalah awal bagiku. Akan kujadikan sebagai pendobrak agar kelak karyaku dapat lebih kuat dalam merancang dobrakan-dobrakannya. Tentunya tak luput atas dampingan dari jiwa dan nuraniku sendiri. Orang-orang, alam, dedaunan, air, kekeringan, gunung dan segalanya yang ada disekitarku akan kujadikan sebagai saksi, pengkritik serta media utama dalam terciptanya karya. Yang semoga kelak dikemudian hari dapat melambung. Itu kalau bisa. Kalau tidak bisa ya terserah. Semua kuserahkan kepada Sang Kuasa, penguasa alam raya.
karena aku sebagai manusia tidak bisa apa-apa dan tidak mampu berbuat apa-apa tanpa “Keberadaan Tuhan”.

Tapi, sampai kapan pun
“AKU AKAN TETAP BERKARYA”

Terimakasih Tuhan, bapak, ibuk, adik, mbah nek, pak dhe, budhe, teman2 semua…
Aku tak berarti, tak punya makna tanpa kalian….

Sungguh besar arti dari sebuah “KESUNGGUHAN”
Menyusun siasat menerjang “KEGELISAHAN”
Mencipta makna untuk peroleh “KEHIDUPAN”
Yang lebih bermakna kelak “DIKEMUDIAN”

Hijrah dari LOGIKA ke DIZKET MAJOR

21 desember 2008

Ketika itu, aku hanya diam. Karena semua yang melihatku sepertinya mengabaikan. Tentang apa yang kuucapkan dan yang memang sengaja untuk kuperdengarkan.

Jalan yang tersentak, dataran halus tapi tak hangat. Hanya bicara tentang keadaan yang terang, jelas dan agung tapi tak mendalam.

Keberadaan itu jelas ada dan nyata. Keseragaman itu nampak dan terarah. Kuajarkan dan kubanting tulangkan agar semua dapat penerangan. Sebuah peraduan yang tak tersisa. Hanya ada cinta dan berakhir dengan makna yang menghidupi. Walau api yang berkobar kelak juga menjumpai mati.

Aku heran, terkadang juga kesal. Dengan pemikiran-pemikiran ala dermawan tapi laku menunjukkan pengemis bersolek jubah kebenaran. Dengan beselimut waktu yang seolah bernaung pada jiwa-jiwa malaikat. Mengadukan pada menara yang berdiri, mengajak bernyayi tapi yang terdengar sumbang. Tanpa kejujuran saat ingin menerjang hujatan-hujatan pelangi yang kerap menerpa setiap kali ingin mengangkat menara.

Sungguh aku begitu berduka. Melepas menara yang kuangkat setinggi-tingginya saat itu. Saat kubentangkan kesegala arah dan saat kubela keberadaannya menyeberangi mimpi.

Terkadang kurasakan bosan. Bosan mendalam dan berkepanjangan. Ketika jiwa yang kurasa diam ternyata malah menyembunyikan senapan untuk mengajak perang. Lalu apa boleh buat. Langsung saja kuciptakan suara untuk mengalihkan pandang. Agar semua yang menyeberang mimpi segera kutarik kembali dan kuajak kembali menepikan barisan. Segera menuju sarang untuk kembali dirawat sejenak agar sesegera mungkin mampu mengokang kembali dan siap mendobrak.

Setelah beberapa hari, tiba saatnya pengembalian naluri. Mengutarakan kata dan mencoba beradu menawarkan untuk bertaruh nyawa. Angkat senjata lagi, merangkai kain lalu jadilah sebuah bendera baru. Dengan warna baru pula, juga cita rasa yang baru. Tapi tetap berkiblat satu, karena yang dulu ataupun yang baru merupakan karya-karya yang lalu. Tetap mencoba mengadu dan terus mengadu dengan doa-doa dan sajadah serta senapan yang baru.

Itulah yang baru. Siap ditunjuk dan menghantam dunia lewat pelukan karya.

23 desember 2009 “dizket major”

Aksi segera dimulai. Dengan tergesa dan diburu waktu. Dan walaupun itu tetaplah langkah melaju. Akhirnya terlahir juga sesuatu yang telah lama tertunggu-tunggu. Walaupun belum dengan hasil yang mampu menggetarkan bulu dan debu jalanan. Mungkin juga karena bukan karyaku yang kita bawa, tapi karya-karya Kotak dan Utopia. Coba kalau yang dibawa karyaku… Hehe…


Mungkin ini disebut berani melawan “HIDUP”
Tetap bertahan walau hidup melawan “KEHIDUPAN KITA”
Mungkin ini yang disebut “MANUSIA”
Harus merani memilih untuk menggapai “CITA”

Jangan sampai larut dalam “KESEDIHAN”
Tapi haruslah “KESEDIHAN” yang larut pada kita

Dengan bekal nyawa, dalam hidup kita harus tetap “BERKARYA”

naka andrianez [pojok]

naka andrianez [pojok]

keluarga teater gema

keluarga teater gema

nakasangpetanigurun

nakasangpetanigurun

gerhanacincin

gerhanacincin

ketikanakaberlindungdalammusik

ketikanakaberlindungdalammusik

my ibanez black love

my ibanez black love

ngangkat ibanez black002

ngangkat ibanez black002

denganbermusikkukenalcinta

denganbermusikkukenalcinta

ngangkat ibanez black001

ngangkat ibanez black001

pengikut panembramapicisan

dizket major 231208

dizket major 231208

naka show in gor bahurekso kendal

naka show in gor bahurekso kendal

scootters pakdhe

scootters pakdhe

Rizal, Sepupuku yg pualing buandell..

Rizal, Sepupuku yg pualing buandell..

naka nyantai aja

naka nyantai aja

felly ndingkluk lagi

felly ndingkluk lagi

felly

felly

naka kecile

naka kecile

naka kls satu sma

naka kls satu sma

menulislah... semangat....!!!!

menulislah... semangat....!!!!

sang jawara

sang jawara

anak2

anak2

dizketmajor@yahoo.com

dizketmajor@yahoo.com

nakamembericintapadaalam

nakamembericintapadaalam

naka kecil mengenal sound sederhana

naka kecil mengenal sound sederhana
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.