Selasa, 24 Januari 2017

Puisi Setia Naka Andrian (Suara Merdeka, 22 Januari 2017)

Nak, Pukul Kebodohanmu

Nak, pukul kepalamu
Luka takkan kau temui
dari tanganmu sendiri
Nak, pukul mulutmu
Bicara takkan kau lukai
dari lidahmu sendiri

Nak, lupakan isi kepalamu
Ketika itu,
kau akan bahagia,

“Ibu, aku nampak lebih sehat
Melampaui tanganmu,
mulutmu, lidahmu
Atau bahkan sekujur tubuh
Namun tidak lebih,
untuk menjadi sepertimu,
yang mati-matian memukul
kebodohan-kebodohanku.”

Ibu berkata,
“Hari sudah larut. Lekas tidur.
Robohkanlah rumahmu.
Besok ibu tidak masak lagi.”

Semarang, Januari 2017



20 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

kamalia nurhana (PBSI 2c)
menurut saya puisi tersebut sangatlah bagus mempunyai diksi yang sangat cocok , saya sangat suka bait
Nak, lupakan isi kepalamu
Ketika itu,
kau akan bahagia,
Kami akan selalu merindukan sebuah kerya sastra yang telah Bapak ciptakan.

Unknown mengatakan...

Puisi ini memiliki makna yang bagus

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Dengan tokoh yang tersurat mempengaruhi penyair yaitu tokoh ibu dan anak dalam situasi konteks puisi sosial.Dalam puisi Pak Setia Naka Andrian dengan judul “Nak, Pukul kebodohanmu” judul puisinya saja sudah sangat menarik untuk dibaca dan adanya kesesuaian antara judul dan tubuh puisi sendiri.Irama dan tekanan suku kata setiap bait dan metrum juga akan terlihat jika puisi dibacakan dengan baik,sesuai dengan tanda baca yang memberi alur tekanan dan rotasi nafas yang putus-sambung. Apalagi dengan diksi yang memang sangat menarik dan keragaman bahasa yang dipakai,Meskipun memberikan bahasa kias yang kuat atau lebih banyak. Mungkin tidak mudah memahami maksud yang disampaikan penyair. Namun dalam puisi tersebut Pak Setia Naka Andrian menciptakan pilihan kata sebaik mungkin dengan kata yang digunakan, adalah bahasa percakapan. Dengan begitu memberikan tantangan tersendiri pembaca khususnya saya yang harus mengulang-ulang membaca untuk memahami Isi yang disampaikan penyair kepada pembaca.Dengan membaca puisi Pak Naka Andrian, saya merasa mempelajari bagaimana puisi itu hidup dalam majas yang sangat kuat dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Terimakasih

Salam, saya Ovie khoirun Nisa. PBSI 4C

Jendela Ruang Kelas mengatakan...

Adinda Erdiana PBSI 2C
menurut pehaman saya, puisi tersebut bermakna nasihat seorang ibu yang ingin anaknya menjadi anak yang baik, bahagia, dan tidak suka menjelekkan orang lain.
Apabila ada yang keliru, mohon di sanggah ya, Pak :) Terima kasih.

Vivin Shafa Undriyani mengatakan...

Vivin Shafa Undriyani / PBSI / 4C PBSI

menurut saya, puisi bapak memiliki makna seorang ibu yang senang untuk menyemangati anaknya untuk jadi lebih baik.
dan sang anak yang mengerti atas semangat yang diberikan ibunya tetap merendah karena aapaun yang dilakukannya tidak lebih baik dibandingkan ibu nya yang lebih bisa segala nya. begitu menurut saya atas puisi yang bapak buat.

Nur Azizah mengatakan...

Nur Azizah PBSI 2c. Nasehat seorang Ibu yang menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses tanpa merendahkan orang lain. Terima Kasih

Meyca Masita mengatakan...

Meika Nur Masita (4 C PBSI 15410094)
Menurut pemahaman saya, puisi Bapak mengandung pesan bagaimana seorang anak harus mendengarkan nasihat-nasihat yang di lontarkan oleh ibu. Karena nasihat-nasihat yang diberikan orang tua kepada anaknya tentu meiliki tujuan agar sang anak meiliki perilaku dan tujuan hidup yang baik. Puisi ini memberikan nasihat bahwa kebodohan harus dilawan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang akan membuat otak berfikir lebih kreatif.

Nurma isni mengatakan...

Menurut saya puisi tersebut menceritakan tentang seorang anak yang terlalu berambisi untuk mendapatkan sesuatu tanpa mendengarkan nasehat ibunya. (Nurma Isni Sofiriyatin Nahar 4B)

Istiqomah Novitaningrum mengatakan...

ISTIQOMAH NOVITANINGRUM PBSI 3C 15410133
Menurut saya, puisi ini menunjukkan bahwa kita harus berani dan berusaha untuk melawan kebodohan yang ada dalam diri kita. Kita tidak boleh terus terbebani olehnya agar kita dapat hidup dengan lebih baik. Meskipun saya juga berfikir bahwa si anak dalam puisi ini terlihat sudah berusaha untuk melakukan banyak hal namun ia tetap belum bisa menggapai apa yang diinginkannya, namun saya rasa ia seharusnya tidak berlebihan dalam menginginkan sesuatu agar tidak melukai dirinya sendiri. Selain itu saya juga menangkap bahwa dalam puisi ini Ibu berusaha untuk menasehati anaknya agar tidak terlalu ambisius dalam menginginkan sesuatu, Ibu berusaha untuk menyuruh anaknya berisitirahat dari kerja kerasnya yang terlalu berlebihan.

Unknown mengatakan...

Nanda Eka Adi Putra PBSI 4c
Menurut saya makna dari puisi adalah seorang ibu yang memberi nasihat kepada anaknya yang jarang mendengarkan mendengarkan perkataan ibunya. Makna yang bagus dan tentunya membangun. Berproses dan berkarya terus bapak

Setia28 mengatakan...

Setia wahyu ningsih PBSI 4B
puisi ini sederhana namun kesederhanaanya menipu, karna dari sederhanaanya ini lah banyak makna dan nasihat yang ingin disampaikan, tidak akan banyak yang mengerti maksudnya meski menggunakan kata yang ringan, hanya orang yang menikamati puisi saja yang mengerti arti bait-bait yang dituliskan, terus berkarya pak tetap menjadi sejarah dalam satra!

Unknown mengatakan...

Setelah membaca puisi tersebut saya berpendapat bahwa isi/tujuan yang disampaikan pada puisi "Nak, pukul kebadohanmu" adalah pelajaran atau nasihat dari orang tua kepada seorang anaknya. Selain itu dalam penulisan puisi bapak ini pemilihan kata dan kalimatnya sangat tepat, semoga dapat menjadi bahan belajar untuk kami.
(Nanda Remba Gahara 4B)

Ruang Sastra mengatakan...

Heike Kamarullah 4C
puisi bapak "Nak Pukul Kebodohanmu" menurut saya adalah puisi yang sangat menarik karena berisi tentang nasihat serta pesan dari orang tua kepada anak dan mereka yang lebih muda. menurut saya disi dan pemilihan kata dalam puisi ini sudah bagus dan tepat. puisi bapak selalu menginspirasi bagi saya.

Tiara ika r mengatakan...

Puisi "Nak,Pukul Kebodohan" menurut saya menunjukan bahwa apapun yang seorang anak lakukan untuk ibunya tidak seberapa dengan apa yang sudah ibu atau orang tua kita lakukan selama ini bahkan banyak berkorban untu kita.
(Tiara Ika Ramadhanti 2D)

Unknown mengatakan...

Faidatun Mujawanah
16410169/PBSI/2D
Puisi yang sangat bagus. Dilihat dari judulnya saja sudah menarik untuk dibaca apalagi memahami maknanya yang penuh dengan motivasi. Sebagai seorang ibu sudah selayaknya mendidik anak agar bisa memperoleh keberhasilan.

Nadia Chaerunnisa mengatakan...

Nadia Chaerunnisa PBSI 2C
Menurut saya, puisi ini menceritakan tentang seorang ibu yang menasehati anaknya.Agar anaknya menjadi anak yang baik. Terima Kasih.

Muhammad Idris mengatakan...

Muhammad Idris PBSI 2C
Puisi ini sangat cocok dengan anak muda jaman sekarang. Lanjutkan....

Rohayatun Nur Fadilah mengatakan...

Puisi ini memberikan pesan yang sangat mendalam. Dengan menjaga mulut kita tidak akan menyinggung perasaan orang lain. Setidaknya kita mampu menghargai perasaan orang lain. Setidaknya jika kita tak mampu membahagiakan maka janganlah kita menyakiti hati seseorang. Kebodohan itu sesungguhnya tidak ada. Semua orang ditakdirkan dengan porsinya masing-masing. Hanya saja rasa malas yang terus menghantui. Rasa iri yang terus mengelilingi. Dan rasa benci yang terus menekam. Keren pak puisinya.

Rohayatun Nur Fadilah / PBSI 2D / 16410173