Jumat, 12 Februari 2016

”Serat” Bikin Gairah (Suara Merdeka, 11 Februari 2016)

”Serat” Bikin Gairah

”Saya bisa menulis puisi di mana pun dan dalam situasi apa pun. Ketika mendapat inspirasi saya langsung mencatatnya di telepon genggam lalu mengembangkannya di rumah,” kata Setia Naka Andrian (27).
Puisi-puisi alumnus S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPGRIS dan S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini kerap menghiasi halaman ”Serat” Harian Suara Merdeka (SM) yang terbit di hari Minggu.
Bagi pria kelahiran Kendal ini, puisi yang diterbitkan harian yang berulang tanggal kelahiran ke-66 pada 11 Februari ini jadi pembuktian kepada kedua orang tuanya di rumah. Maklum, kegiatannya yang padat baik di kampus maupun berbagai komunitas sastra membuat dia jarang pulang. Penerbitan karya puisinya jelas membuat dia bangga.
”Orang tua tahu karena setiap hari membaca SM. Dengan pemuatan puisi saya, mereka tahu bahwa di kampus saya melakukan hal positif,” katanya. Selain puisi, ia juga menulis cerpen dan esai. Cerpennya dua kali dimuat di halaman yang sama.
Lingkup Nasional
Kebanggaan lain Naka juga muncul lantaran persaingan ketat bagi karya seseorang untuk bisa dimuat. Lebih-lebih lagi meski SMitu koran lokal, tetapi ”Serat” yang berisi cerpen, puisi, dan esai telah memiliki lingkup nasional. ”SMbersanding dengan korankoran nasional yang juga menerbitkan karya sastra.
Para pengarang yang berebut mengisi kolom itu pun tidak hanya dari Jateng, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar penyair yang bakal menerbitkan buku puisi Perayaan Laut dan Manusia Alarm ini.
Bagi Naka, halaman sastra ini sangat bermanfaat bagi para pengarang. Apalagi buat dirinya yang merupakan pengajar sastra, kolom sastra di hari Minggu menjadi salah satu referensi ketika mengajar.
”Dari kolom tersebut para pengarang pemula belajar dan saling mengenal. Dan, kolom inilah yang menggairahkan kami untuk terus berkarya….” (Dhoni Z-62)


Tidak ada komentar: